Chapter 3
Part 1
Ruang ganti di dalam kamar Momonga dipenui dengan banyak item yang
berbeda, hingga hampir kehabisan tempat. Dari Jubah hingga hal lain,
Momonga bisa menemukan berbagai macam equipment dan item disini. Suatu
waktu dia membawa armor badan, tapi setelah mereka menjadi tidak berguna
baginya ditaruh disini. Tidak hanya armor, juga senjata dari tongkat
hingga pedang, tidak kurang sedikitpun.
Dengan membunuh monster-monster di YggDrasil, kristal data akan
dijatuhkan. Kristal-kristal ini bisa ditempelkan ke item setelah itu dan
bermacam-macam item original bisa dibuat dengan cara ini. Jika ada item
hebat dijual, banyak orang tidak bisa menahan diri untuk membelinya.
Sebagai hasilnya, begitulah keadaan kamar ini jadinya.
Dari bermacam-macam senjata di dalam kamar, Momonga memililh sebuah
pedang. Karena tidak ada sarung pedang yang cocok, pedang perak tersebut
bersinar ditimpa cahaya. Terukir di mata pedang tersebut, simbol-simbol
seperti tulisan dan karena mereka terkena cahaya sehingga bisa dibaca.
Momonga mengambil dan mengayunkannya. Ringan seperti bulu.
Ini bukan karena pedang tersebut terbuat dari material yang ringan,
karena kekuatan Momonga yang besar. Karena Momonga adalah seorang
magician, stat yang berhubungan dengan magic miliknya sangat tinggi
tetapi stats untuk fisiknya sangat rendang jika dibandingkan. Tapi
setelah mencapai level 100, dia mengumpulkan banyak Strength Status
Point lewat latihan, yang mana tidak boleh diremehkan. Jika dia
menghadapi monster berlevel rendah, dia bisa dengan mudah menghadapinya
hanya dengan menggunakan tongkat.
Momonga memasang kuda-kuda dengan pedang tersebut, tetapi suara dari
logam keras yang terbentur bisa didengar di dalam. Pedang yang dipegang
Momonga di tangannya langsung jauh ke lantai.
Pelayan di ruangan itu datang dengan segera dan mengambil pedang
tersebut dari lantai dan menyerahkan ke Momonga. Namun, Momonga tidak
menerimanya namun memandang ke arah tangannya yang kosong. Ini dia.
Inilah yang membuat Momonga bingung. Jika sikap, ucapan dan perbuatan
dari NPC yang hidup membuat orang berpikir bahwa kehidupan di dunia ini
bukanlah sebuah game, lalu bagaimana dengan belenggu di tubuh. Masih
belum menunjukkan bisa membuat orang lelah hidup di dalam game. Di
YggDrasil, tidak mungkin bagi seseorang seperti Momonga, yang tak pernah
mengambil kelas dasar Warrior, menggunakan Pedang. Tapi jika dunia ini
menjadi dunia nyata, seharunya hal itu bukanlah hal yang tidak mungkin.
Momonga menggelengkan kepalanya dan memutuskan untuk berhenti merenungi
masalah ini. Dengan ketiadaan informasi yang cukup, sampai kapanpun dia
mencari, dia takkan pernah bisa menemukan jawabannya.
"Bersihkan."
Pelayan tersebut mengikuti instruksi Momonga lalu dia berputar dan
melihat dinding yang hampir tertutupi oleh cermin, menunjukkan tengkorak
yang memakai baju.
Melihat tubuh sendiri berubah menjadi bentuk seperti alien seharusnya
membuat perasaan mengerikan. Namun, Momonga merasakan sebaliknya dan
tidak merasa aneh dengan hal itu.
Karena sebelumnya dia bermain YggDrasil, dia sudah terbiasa dengan
penampilannya saat ini, tapi ada alasan lain atas ketenangannya.
Sama seperti penampilan luarnya, kelihatannya kemampuan mentalnya juga
terpengaruh. Pertama, tentang emosi di dirinya: segera setelah dia
merasakan emosi yang kuat, langsung bisa ditenangkan, seperti ada
sesuatu yang menahannya. Hal lain adalah kurangnya macam-macam
kebutuhan, baik rasa lapar atau ngantuk. Pertama kelihatannya ada hasrat
seksual, tapi bahkan setela menyentuh dada lunak Albedo, tak ada
dorongan tambahan. Merasa seperti dia kehilangan sesuatu yang sangat
penting, Momonga tidak bisa tidak melihat pinggangnya:
"Karena tak ada kegunaan yang nyata.. apakah akan hilang begitu saja?"
Karena sedikit emosional, dia mulai mengucapkan hal ini karena frustasi,
tapi sebelum dia menyelesaikan kalimatnya, perasaan itu langsung
hilang. Momonga percaya perubahan ini sangat berguna, terutama perubahan
mentalnya. Mungkin seorang Undead benar-benar tahan terhadap serangan
spiritual.
Meskipun Momonga sekarang memiliki tubuh dan pikiran Undead, dia masih
memiliki sisi manusia jauh di dalamnya. Karena itu, ada saatnya dia
merasakan emosi, tapi saat emosi itu menjadi terlalu kuat, akan langsung
ditekan. Momonga takut jika dia kehilangan seluruh emosinya di masa
depan jika terus tetap di dalam tubuh Undead.
Tentu saja, bukan masalah besar jika hal itu terjadi, karena tak perduli
apapun dunia ini nantinya, cara Momonga melihat dirinya sendiri tidak
akan berubah. Di samping itu, ada juga NPC seperti Shalltear di
dekatnya. Menjadi seorang Undead bukan karena hal ini, meskipun itu
terlalu dini untuk dikatakan.
[Create Greater Item]
Setelah mengucapkan mantra, tubuhnya tiba-tiba ditutupi oleh satu set
lengkap armor logam. Dibuat dari baja dengan warna hitam berkilau dan
dipenuhi dengan dekorasi warna emas dan ungu, memberikan tampilan
seperti barang mahal. Setelah menggunakannya, Momonga bergerak sedikit
untuk memeriksa. Meskipun tubuhnya merasakan sedikit tekanan, Armor
tersebut tidak mengganggu gerakannya. Sangat pas dan menutupi seluruh
bagian tubunya, membuat tulangnya tidak nampak sedikitpun.
Jika itu adalah equipment yang dibuat oleh magic dan Momonga bisa
menggunakannya, maka itu sama saja seperti ketika di YggDrasil.
Momonga mengagumi magic hebat ini, bayangannya yang terpantul dari
cermin dengan mengenakan helmet yang juga tertutup penuh membuat
terlihat seperti seorang Warrior yang hebat, dan dia tidak terlihat
seperti magician sama sekali. Momonga menganggukkan kepala penuh
kepuasan, sambil menelan ludah. Dengan tampang nakal dan seakan tidak
berdosa, Momonga berkata:
"Aku akan keluar sebentar."
"Pengawal sudah siap setiap saat."
Pelayan langsung menjawabnya dengan refleks. Tapi...
Ini mulai menjadi semakin menjengkelkan.
Di hari pertama diikuti oleh pengawal, dia merasa agak tertekan; Di hari
kedua, dia mulai sedikit terbiasa dan ingin pamer dengan pengawalnya,
tapi ketika tiba hari ketiga ...
Momonga tidak bisa lagi menahan diri untuk menghela nafas. Tak perduli
kemanapun dia pergi, pengawal tersebut selalu mengikutinya. Di Tambah
lagi, orang-orang akan membungkuk dimanapun mereka bertemu dengannya.
Perasaan seperti ini terlalu berat.
Dia masih bisa menahan diri jika itu hanya jalan-jalan di sekeliling
dengan pengawalnya. Tapi itu tidak mungkin. Karena dia harus
mempertahankan perannya sebagai seorang penguasa dari Great Tomb of
Nazarick, dia tidak bisa menunjukkan sedikitpun celah kelemahan, jadi
sangat membuat saraf tertekan. Bagi orang biasa seperti Momonga ini
benar-benar melelahkan.
Meskipun emosi kuat apapun yang tiba-tiba kelauar bisa ditekan langsung,
hal itu masih membuatnya merasa bahwa dia bisa saja tiba-tiba meledak.
Terutama ketika bersama dengan wanita cantik yang mengikutinya dan tak
pernah meninggalkan sisinya, dan dengan telatennya menjaganya. Sebagai
seorang pria dia tentu saja merasa senang, tapi ada sedikit masalah
karena privasinya serasa dilanggar.
Kelelahan mental juga bagian dari sisi manusianya. Sebagai seorang
penguasa, sangat berbahaya sekali jika dia terperangkan dalam situasi
darurat sementara dia mengalami kelelahan mental. Ketika saat-saat
penting, dia mungkin bisa membuat kesalahan fatal. Dia harus sedikit
santai. Setelah mendapatkan kesimpulan ini, Momonga membuka matanya.
Meskipun ekspresinya tidak berubah, tapi di dalam matanya semakin besar.
"Tidak perlu..., aku tidak ingin ada yang mengikuti, aku hanya ingin jalan-jalan sendiri."
"Tolong tunggu sebentar, jika Momonga-sama menghadapi masalah apapun,
kami harus bertindak sebagai tameng bagi anda, kami benar-benar tidak
bisa membiarkan apapun terjadi pada Momonga-sama."
Akan sangat keterlaluan untuk mengacuhkan perasaan ingin mengorbankan
diri mereka untuk melindungi tuannya yang hanya ingin jalan-jalan untuk
bersantai. Namn, sudah tiga hari sejak terjadinya situasi yang abnormal,
yang mana sudah lewat 72 jam. Dalam seluruh waktu tersebut, Momonga
mencoba untuk mempertahankan kewibawaannya sebagai penguasa, dan hatinya
sangat ingin istirahat.
Jadi meskipun dia merasa tidak enak pada mereka, Momonga sudah mempersiapkan alasan :
"... Aku harus melakukan sesuatu yang rahasia, jadi aku tidak akan memperbolekan siapapun mengikutiku."
Terhening sejenak.
Momonga merasa waktu seakan sudah lewat lama, lalu pelayan tersebut menjawab:
"Baiklah Momonga-sama. Tolong hati-hati."
Sambil melihat pelayan yang percaya alasan yang dia buat, Momonga merasa
bersalah karena sudah membohonginya tapi dia memutuskan untuk
mengacuhkan perasaan tersebut. Tidak ada hal buruk yang terjadi jika dia
hanya ingin sedikit beristirahat. Pertama, dia akan pergi dan melihat
pemandangan di luar sendiri. Ya, dia harus melihat dengan mata kepalanya
sendiri apakah memungkinkan pergi ke tempat lain, ini sangat penting.
Alasan sebenarnya mengapa menciptakan dalih lebih banyak lagi adalah
karena dia merasa bahwa saat ini dirinya sedikit terlalu egois.
Melepaskan rasa bersalahnya, Momonga mengaktifkan kekuatan dari
cincinnya. Tempat yang dia tuju adalah Plaza yang besar. Di dekatnya
terdapat meja batu yang ramping dalam jumlah banyak yang ditujukan untuk
mayat-mayat, tapi saat ini tidak satupun. Lantainya tertutupi oleh batu
kapur yang diasah dan berkilauan dan di belakang Momonga ada tangga
yang menuju ke bawah, yang berakhir di depan gerbang besar yang menuju
lantai satu dari Great Tomb of Nazarick. Di dinding tidak ada obor
satupun, sumber cahaya hanya datang dari cahaya biru dan putih bulan.
Dengan menggunakan kekuatan cincin Ainz Ooal Gown, sangat mungkin untuk
berteleport ke tempat yang terdekat dari permukaan, lantai dasar dari
Great Tomb of Nazarick, yaitu Central Shrine (Kuil Tengah).
Dengan hanya beberapa langkah sudah bisa sampai di luar. Meskipun
tujuannya ada di depan Momonga tidak bergerak karena dia menemui situasi
yang tak terduga.
Momonga melihat beberapa figur tak biasa. Ada 3 tipe berbeda dari
monster, berjumlah masing-masing 4, total 12 monster. Salah satunya
terlihat seperti Demon (Siluman) yang menakutkan, mempunyai tubuh
bersisik dan taring yang keluar dari mulut, juga mempunyai cakar panjang
dan tajam di lengan yang gemuk. Di depannya ekor yang mirip ular adalah
sayap yang terbakar, memberikan kesan seorang devil (iblis).
Yang lainya adalah monster wanita dengan kepala gagak mengenakan
equipment setipis kulit. Monster terakhir mengenakan armor yang
mempertontonkan dada dan otot perutnya yang kuat. Jika bukan karena
sayap kelelawar hitam di punggungnya dan dua tanduk yang keluar dari
pelipis, takkan bisa dibedakan apakah dia monster atau tidak. Meskipun
terlihat seperti pria yang tampan, dari matanya bisa dilihat hasrat yang
tak pernah puas.
Namanya adalah Evil Lord of Wrath (Siluman Murka), Evil Lord of Jealousy
(Siluman Kedengkian) dan Evil Lord of Greed (Siluman Keserakahan).
Seluruh demon itu melihat Momonga, yang tak bergerak, hanya menatapnya
dengan tajam. Sebuah tatapan tajam yang bisa membuat orang-orang merasa
tertekan.
Mereka adalah monster dengan level di sekitar 80, yang muncul di area
Demiurge, yait di Gunung api bawah tanah, di dekat pintu ke lantai 8
yang menjadi tanggung jawab untuk menjaganya. Biasanya tugas untuk
berjaga lantai dasar akan jatuh ke pasukan Undead Shalltear. Mengapa
pasukan Demiurge ada disini?
Sebuah bayangan muncul di samping monster-monster itu, meskipun tidak
terlihat pada awalnya, seorang devil (iblis) muncul. Dengan tampilannya,
teka-teki akahirnya terjawab.
"Demiurge.."
Karena dipanggil, Devil tersebut terlihat terkejut. Muka itu bisa
dilihat seperti bertanya "Mengapa tuan ada disini" atau "Siapa monster
misterius ini?"
Momonga bertaruh pada kemungkinan itu dan melanjutkan perjalanannya.
Jika dia berhenti bergerak, akan terlihat aneh jika identitasnya tidak
diketahui. Untuk sekarang dia melanjutkan untuk berjalan ke dinding,
bermaksud mengacuhkan demon-demon itu dan melewatinya.
Mata mereka terfokus pada tubuhnya, tapi Momonga menggunakan semangatnya
untuk menekan emosi ketakutan miliknya, dia berdiri tegak dan
melanjutkan jalannya.
Ketika jarak mereka semakin dekat, semua demon berlutut untuk
menyambutnya. Yang berdiri di depan mereka tentu saja Demiurge.
Gerakannya sangat rapi dan elegan, seakan dia adalah reinkarnasi dari
seorang pangeran.
"Momonga-sama. Apa yang anda lakukan disini sendirian, tanpa membawa pengawal anda? Dan juga berubah tampilan seperti ini..."
Rahasianya langsung terungkap.
Demiurge bisa dikatakan sebagai salah satu yang memiliki pengetahuan
tertinggi di dalam Nazarick, jadi tertangkap basah olehnya sangat bisa
dimengerti. Tapi Momonga berpikir bahwa alasan Demiurge bisa tahu
penyamarannya adalah karena Momonga faktanya melakukan teleport kesini.
Satu-satunya orang yang bisa dengan bebas berteleport hanyalah pemilik
dari cincin Ainz Ooal Gown - Momonga.
"Ah.. ini ada alasannya. Jika Demiurge, seharusnya kamu tahu mengapa aku berpakaian seperti ini."
Demiurge membuat ekspresi yang rumit. Setelah beberapa kali menghela nafas dia berkata :
"Maafkan hamba, tidak mengerti maksud dari Momonga-sama.."
"Panggil aku Dark Warrior (Ksatria Kegelapan)."
"Dark Warrior-sama..."
Demiurge kelihatannya ingin mengutarakan sesuatu, tapi Momonga mencoba
sebisa mungkin untuk mengacuhkannya. Meskipun itu adalah nama yang agak
memalukan, masuk akal juga jika mempertimbangkan nama-nama monster lain
di dalam game.
Alasan dibalik pemanggilan yang dilakukan Demiurge kepada Momonga dengan
nama lain cukup sederhana. Meskipun hanya Demiurge dan bawahannya yang
ada disini saat ini, tempat ini adalah pintu keluar, dan banyak bawahan
yang akan sering melewati ini. Momonga hanya tidak ingin mereka
memanggilnya "Momonga-sama, Momonga-sama" kemanapun dia pergi.
Seberapa banyak Demiurge memahami tanpa mengetahui apa yang dipikirkan Momonga? Sebuah wajah berseri akhirnya muncul.
"Ternyata begitu.... jadi itu yang terjadi."
Eh? apa yang terjadi?
Momonga berhenti melanjutkan kata-kata di dalam hatinya.
Sebagai manusia fana, Momonga tidak tahu kesimpulan apa yang didapatkan
Demiurge yang cerdas dan liciknya tak terukur, setelah memikirkannya.
Yang bisa dia lakukan hanya berharap agar Demiurge menyadari maksud
sebenarnya sementara kepalanya yang tertutupi itu sudah berkeringat
dingin.
"Aku yakin aku sudah memahami tujuan mendalam dari yang Mo.. tidak, Dark
Warrior-sama. Memang benar, ada pertimbangan pengecualian bagi penguasa
wilayah sini. Namun, saya tidak bisa membiarkan anda yang mulia untuk
melanjutkan tanpa pengawalan. Saya tahu ini akan merepotkan anda, tapi
saya harap anda memperbolehkan salah satu dari kami untuk mengawal anda,
atas kasih sayang anda yang tak terbatas."
"...Apa yang harus kulakukan denganmu. Baiklah, aku akan memperbolekan satu orang saja untuk bersamaku."
Demiurge tersenyum dengan elegan.
"Terima kasih yang mendalam kepada Dark Warrior-sama yang telah memanjakan permintaan egois dari saya."
".. Cukup panggil aku Dark Warrior, kamu bisa melepaskan honorific nya."
"Bagaimana saya bisa! Melakukan hal yang tidak bisa dimaafkan seperti
itu. Tentu saja, saya bisa mematuhi perintah seperti itu ketika berperan
sebagai mata-mata atau melakukan misi spesial, tapi di dalam Nazarick,
mana ada yang berani tidak menunjukkan hormat kepada Momonga-sama..
tidak, Dark Warrior-sama!"
Monolog penuh gairah dari Demiurge membuat Momonga entah bagaimana
tergerak hatinya, dan dia tidak bisa tidak mengangguk tanda setuju. Dia
memikirkan bahwa dengan dipanggil sebagai Dark Warrior akan membuat
orang-orang mengejeknya karena nama yang kurang keren, dan dia menyesal
mengambil alias itu begitu saja.
"Maafkan hamba, Mo-Momonga-sama, karena sudah membuat waktu anda yang
berharga. Kalau begitu, kamu tunggu perintah disini, dan jelaskan kepada
yang lainnya kalau aku pergi."
"mengerti, Demiurge-sama."
"Kelihatannya bawahanmu juga menyetujui. Kalau begitu, Demiurge, ayo pergi."
Momonga berjalan melewati Demiurge yang menunduk, lalu mengangkat kepalanya dan mengikuti tuannya.
---
"Mengapa Mo..<batuk>, mengapa Dark Warrior-sama berpakaian lengkap?"
"Entahlah, tapi pasti ada alasannya."
Sisa bawahan Demiurge bergumam satu sama lain kebingungan.
Lagipula, mereka tidak mengetahui penyamaran Momonga karena dia berteleport kemari.
Momonga tidak tahu akan hal ini, tapi penduduk Nazarick, atau lebih
tepatnya, seluruh pelayan Ainz Ooal Gown memancarkan aura tertentu yang
bisa dirasakan oleh pelayan lain untuk menentukan apakah orang asing itu
teman atau musuh. Di dalam Guild, aura 41 Pemimpin Tertinggi dari
Nazarick -- yang sekarang berkurang hanya Momonga sendiri -- sudah cukup
membedakan bahwa yang ada di hadapan mereka adalah penguasa absolut
mereka. Mereka bisa merasakan kebesarannya dari jauh dan mereka tidak
akan keliru mengira Momonga dari orang lain, meskipun memakai armor full
plate. Meskipun Momonga berjalan kemari, dia pasti akan langsung
ketahuan.
Sangat mudah membedakan aura Momonga dari yang lain di Nazarick.
Pintu menuju lantai pertama terbuka lebar, dan seseorang menaiki tangga.
Menebak dari aura yang datang melewati tangga, pasti adalah Guardian.
Para Evil Lord melihat wajah rupawan dari pengawas Guardian, Albedo,
naik dari tangga. Mereka langsung berlutut menyadari kehadiran orang
yang setara dengan master mereka, Demiurge.
Bagi Albedo, bawahan yang berlutut kepadanya adalah biasa, dan dia tidak menggubris mereka sambil melihat sekeliling.
Hanya setelah Albedo tidak menemukan orang yang dia cari, dia kembali
menghadap ke Evil Lord itu. Dia berbicara tanpa menunjuk satu orangpun
secara khusus:
"..Aku tidak melihat Demiurge disekitar sini. Dimana dia?"
"Dia.. Dark Warrior-sama baru saja lewat, jadi Demiurge-sama memutuskan untuk menemaninya keluar."
"Dark Warrior.. sama? Aku tidak pernah tahu ada nama semacam itu
diantara para pelayan... pelayan mana yang ditemani oleh Demiurge?
Seorang Floor Guardian menemani pelayan? Aneh sekali..."
Para Evil Lord tidak tahu bagaimana harus menjawab, dan saling melihat satu sama lain.
Albedo tersenyum dengan lembut kepada para Evil Lord:
"Beraninya seorang pelayan menyembunyikan kebenaran dariku?"
Peringatan lembut terakhir itu membuat Evil Lord bergidik, dan mereka
sadar kalau mereka tidak bisa menyembunyikan hal itu darinya.
"Demiurge-sama memutuskan kalau Dark Warrior-sama adalah orang yang pantas menerima hormatnya."
"..Momonga-sama kemari!"
Suara Albedo terlihat sedikit serak, lalu Evil Lord dengan tenang menjawab:
"..Bukan, itu adalah Dark Warrior-sama."
"..Dan pengawalnya? Apakah Demiurge menerima pemberitahuan dari
Momonga-sama? Tapi aku sudah mengaturnya untuk bertemu dengannya, jadi
itu artinya Demiurge tidak tahu Momonga-sama akan datang? Ah, lupakan
saja, aku harus ganti dan mandi!"
Albedo menyentuh bajunya.
Bajunya agak kotor karena pekerjaan. Rambutnya kusut di ujung, begitu juga dengan sayapnya.
Namun, hal kecil semacam itu tidak mengurangi kecantikan kelas dunia
dari Albedo. Itu hanya sepele, mungkin berkurang satu atau dua point
dari seratus juta. Namun, bagi Albedo, noda sekecil apapun adalah
kegagalan. Dia tidak bisa menunjukkan dirinya yang kotor seperti ini
kepada orang yang sangat dia cintai.
"Kamar mandi terdekat.. yang ada di tempat Shalltear?.. tapi dia mungkin
akan curiga.. meskipun aku harus mengacuhkannya saja. Kalian semua,
pergilah ke kamarku dan ambil bajuku! Cepat!"
Tiba-tiba, salah satu Evil Lord memanggil Albedo, yang sedang bengong. Dia adalah Evil Lord Jealousy.
"...Albedo-sama, meskipun ini terdengar agak kurang ajar, bukankah penampilan anda saat ini tidak lebih baik lagi?"
"..Apa maksudmu? Albedo dengan marah membalasnya sambil berhenti. Dia
mengira wanita lain ingin Momonga melihat dirinya dalam keadaan yang
tidak rapi."
"..Tidak, saya hanya bermaksud bahwa wanita cantik seperti Albedo-sama
akan terlihat terbaik jika menunjukkan tanda-tanda seteleh bekerja
keras. Pada akhirnya, akan menguntungkan Albedo-sama juga, benar khan?"
Evil Lord lain juga menambah saran mereka: "Ketika Albedo-sama sudah
selesai mandi dan bersiap diri untuk bertemu Momonga-sama.. Dark
Warrior-sama, banyak waktu akan terbuang. Memalukan sekali melewatkan
kesempatan bagus hanya karena itu."
"Benar juga.." Albedo termenung. Mereka ada benarnya juga.
"Masuk akan juga... kelihatannya aku sedikit panik karena aku tidak
melihat Momonga-sama dalam waktu lama. Aku hanya bisa bertemu
Momonga-sama setelah 18 jam, bukankah 18 jam itu terlalu lama?"
"Ya, memang benar."
"Jika saja aku bisa menyelesaikan tugas kerangka administrasi dan
kembali ke sisi Momonga-sama.. maka sebaiknya aku tidak membuang waktu
mengerutu dan mencari Momonga-sama. Dimana Momonga-sama sekarang?"
"Baru saja keluar."
"Oh begitu."
Meskipun balasan Albedo terlihat pendek, ada senyum lebar di wajahnya
ketika dia membayangkan dirinya dengan Momonga, dan dia mengepakkan
sayapnya dengan cara yang manis sekali. Dia berjalan melewati Evil Lord
dengan langkah tergesa-gesa.
Langkah kakinya tiba-tiba terhenti, dan Albedo bertanya kepada Evil Lord lagi:
"Untuk terakhir kalinya, apakah kira-kira Momonga-sama akan gembira melihatku kotor seperti ini"
---
Setelah meninggalkan Mausoleum, Momonga disambut dengan pemandangan yang
indah. Area permukaan dari Nazarick seluas 200 meter persegi,
dilindungi oleh dinding setebal 6 meter, dengan pintu masuk dan keluar
ada di depan dan belakang.
Rumput disana dipontong pendek dan terasa menyegarkan. Di sisi lain,
pohon-pohon disana mempunyai dedaunan yang banyak sekali melindungi
tanah, dan bayangan panjang membuat tempat ini terasa suram. Ada Batu
nisan pualam yang tersebar di situ.
Rumput-rumput yang berdiri berdampingan dengan rapi terlihat tidak layak
dengan batu nisan yang berantakan. Di tambah lagi, pahatan yang
menakjubkan dari malaikat-malaikan dan dewi-dewi yang berserakan di
seluruh tepat, yang masing-masing bisa disebut sebagai hasil karya seni
mengagumkan, tapi desain makam yang semrawut membuat frustasi,
setidaknya.
Terpisah dari Mausoleum tengah yang besar, ada empat mausoleum yang
lebih kecil di sudut utara, selatan, timur dan barat, masing-masing
dijaga oleh patung dari ksatria yang memakai armor, dengan tinggi 6
meter.
Mausoleum tengah adalah gerbang dari Great Tomb Nazarick, dan dari sinilah Momonga muncul ke dunia luar.
Momonga berdiri di atas tangga dan dengan tenang melihat pemandangan sekeliling di hadapannya.
Great Tomb Nazarick pada asalnya terletak di dunia es Helheim, yang mana
dikelilingi oleh kegelapan. Atmosfirnya suram dan gelap, dan langitnya
mendung. Namun, apa yang dia lihat sekarang sangat berbeda dari itu.
Langit malam begitu indah.
Momonga melihat ke langit dan menghela nafas. Dia menggelengkan kepala, seakan tidak percaya matanya.
"Menakjubkan... aku tidak mengira mereka bisa memasukkan detil seperti
ini ke dunia virtual.. udara disini juga segar pasti tidak pernah
terkena polusi. Orang-orang yang dilahirkan di dunia ini tidak
memerlukan paru-paru buatan untuk bernafas.."
Dia tidak pernah melihat langit malam secara ini dalam hidupnya.
Momonga ingin mengucapkan mantra, tapi dia terhalang oleh armornya. Ada
kelas mage tertentu yang diperbolehkan mengucapkan mantra di dalam
armor, tapi Momonga tidak memiliki kelas tersebut. Sebagai hasilnya,
full plate armor miliknya membuatnya tidak bisa mengucapkan mantra. Saat
ini, hanya ada 5 mantra yang bisa dia ucapkan dalam keadaan memakai
armor, tapi sayangnya, magic [flight] yang ingin Momonga gunakan tidak
termasuk di dalamnya.
Momonga menggapaikan tangannya ke kantong dimensi dan mengambil sebuah
item. Itu adalah kalung dengan liontin berbentuk seperti sayap burung.
Dia memakai kalung tersebut dan fokus terhadapnya. Kekuatan yang terkubur di dalam kalung tersebut mulai muncul.
"[Flight]."
Terbebas dari belenggu gravitasi, Momonga terbang dengan ringan ke
angkasa. Dia mulai naik ke atas dalam garis lurus, sambil menambah
kecepatan.
Meskipun Demiurge mencoba untuk mengejarnya, Momonga tidak menggubrisnya
dan naik terus menerus. Tidak lama, dia berada ratusan meter di udara.
Saat itulah tubuh Momonga mulai melambat. Dia melepas helmetnya dengan
paksa, dan tidak berkata apapun -- tidak, sambil melihat ke bawah ke
dunia ini, dia tidak berkata apapun.
Cahaya biru putih dari bulan dan bintang mengusir kegelapan dari tanah.
Tanah berumput yang bergoyang tertiup angin dengan lembut, terlihat
bersinar. Bintang-bintang tak terhitung jumlahnya dan bulan memancarkan
cahayanya sendiri, bersinar terang menabrak cahaya dari bumi.
Momonga pun menghela nafas:
"Ini indah sekali.. tidak, indah tidak bisa mengungkapkannya.. Apa yang kira-kira Blue Planet-san katakan jika dia melihat ini?"
Apa yang akan dia lakukan jika dia melihat dunia ini yang mana udara, tanah dan airnya belum terkena polusi?
Momonga mengingat kawan lamanya dari masa lalu, orang yang hadir ketika
pertemuan guild secara offline, yang wajah batunya akan pecah menjadi
senyuman ketika dia dipuji sebagai orang yang romantis -- Pria lembut
yang menyukai langit malam.
Tidak, dia menyukai alam, yang telah terkena polusi dan hampir hancur.
Dia bermain YggDrasil karena dia mengapresiasi pemandangan di dalamnya
yang sudah tidak ada lagi di dunia nyata. Dia membangung lantai 6 dengan
keringat, darah dan airmatanya, dan langit malam adalah desain pribadi
miliknya, dan itu adalah hasil bayangan dunia ideal dalam hatinya.
Pria yang menyukai alam itu akan gembira sekali ketika topik tentang hal itu muncul. Beberapa bahkan menyebutnya maniak.
Bagaimana gembiranya dia jika dia bisa melihat dunia ini? Bagaimana
dengan semangatnya dia akan mengungkapkan keindahan-keindahan ini dalam
suara bariton miliknya?
Momonga tiba-tiba sadar dia sangat merindukan teman lamanya. Berharap
mendengarnya mengeluarkan pengetahuannya yang luas lagi, dia melihat ke
samping.
Tak ada siapapun disana. Tidak mungkin ada siapapun disini.
Momonga yang entah bagaimana agak terluka mendengar kepakan sayap, dan Demiurge yang berubah muncul di hadapannya.
Ini adalah bentuk separuh siluman (half-demon) dari Demiurge, dengan
sepasang sayap lebar berwarna hitam dan berbulu yang tumbuh dari
punggungnya dan wajah seekor katak.
Makhluk heteromorphic tertentu memilik banyak bentuk. Di Nazarick, Sebas dan Albedo juga mempunyai bentuk lain.
Meskipun sedikit sulit melatih diri untuk meningkatkan level dalam kelas
ras heteromorphic, mereka sangat populer karena mereka mempunyai bentuk
berbeda seperti bos-bos terakhir di dalam game. Pada dasarnya,
orang-orang senang dengan heteromorphic ini yang lemah dalam bentuk
manusia dan bentuk demihuman, tapi lebih kuat di dalam bentuk full
monster mereka.
Momonga memalingkan wajah dari Demiurge, yang sebagian berubah ke bentuk
siluman, dan melihat ke bintang-bintang bercahaya di langit sekali
lagi. Dia berkata dengan lirih, seakan berbicara ke temannya yang tidak
ada:
"...Tidak kukira bisa melihat sejauh ini hanya dari cahaya bulan dan
bintang-bintang... sulit dipercaya bahwa dunia ini nyata. Blue
Planet-san.. dunia ini seperti kotak harta karun permata."
"Mungkin benar juga. Saya percaya keindahan dunia ini ada untuk menghiasi Mo.. Dark Warrior-san," ucap Demiurge dengan hormat.
Ungkapan tiba-tiba itu terdengar seperti mencari kesalahan dalam ingatan
akan temannya, dan itu membuat Momonga marah. Namun, kemarahan itu
segera pudar ketika dia menatap pemandangan indah di depannya.
Di tambah lagi, dengan melihat dunia seperti ini, yang terlihat sangat
kecil di depannya, membuat dia merasa mungkin bukan ide buruk untuk
memainkan peran sebagai Maharaja Jahat.
"Memang indah. Kamu bilang bintang-bintang ini ada untuk menghiasiku..
mungkin saja benar. Mungkin alasan mengapa aku kemari adalah untuk
memiliki kotak permata yang tidak dimiliki siapapun ini"
Momonga mengepalkan sayap di depannya, dan terlihat seperti dia meraih
bintang-bintang tersebut ke dalam genggamannya. Tentu saja, itu hanyalah
karena tangannya menutupi bintang-bintang tersebut dari pandangannya.
Dia menertawakan sikapnya yang seperti anak kecil dan berkata kepada
Demiurge:
"..Tidak, ini bukanlah sesuatu yang bisa kumiliki sendiri. Mungkin
permata ini dimaksudkan untuk menghiasi Great Tomb Nazarick; diriku dan
teman-temanku dari Ainz Ooal Gown."
"...Pernyataan yang sangat menggugah. Jika itu adalah keinginan anda,
maka dengan perintah yang mulia, saya akan memimpin pasukan Nazarick
untuk mengambil kotak permata ini. Demiurge ini tidak ingin hal lain
selain mempersembahkan kotak permata ini sebagai hadiah kepada yang
mulia dan Tuanku, Momonga-sama."
Baris kalimat murahan itu membuat Momonga tertawa kecil. Dia
bertanya-tanya apakah Demiurge sudah teracuni oleh atmoster ini juga.
"Selama kita tidak tahu apapun yang hidup di dunia ini, Aku hanya bisa
bilang bahwa itu adalah ide yang bodoh. Agar kita semua tahu, mungkin
kita adalah pihak yang lemah dan kecil di dunia ini. Namun, menguasa
dunia ini mungkin cukup menarik."
Menguasai dunia adalah sesuatu yang biasanya diucapkan oleh penjahat di acara anak-anak.
Fakta bahwa menguasai dunia itu tidak mudah. Dan ada masalah bagaimana
mengaturnya ketika menguasai sudah dilakukan, mencegah pemberontakan dan
mempertahankan peraturan umu, begitu juga dengan masalah lain yang
datang ketika menguasai pemilik negara. Ketika seseorang memikirkan hal
ini, dia akan menyadari bahwa tidak ada gunanya menguasai dunia.
Momonga tahu semua ini, tapi dia tetap berbicara menguasai dunia dunia,
karena melihat keindahannya yang membangunkan hasrat muda dalam dirinya.
Di tambah lagi, ketika dia menancapkan dalam otaknya bahwa menjadi
pemimpin dari guild yang ditakuti Ainz Ooal Gown, kalimat itu tidak
sengaja meluncur dari mulut.
Dan ada satu hal lain.
"..Ulbert-san, LuciFer-san, Variable Talisman-san, Bellriver-san.."
Karena dia teringat akan teman-teman satu guild yang pernah berkata, "Ayo kita kuasai salah satu dunia di YggDrasil."
Dia tahu bahwa Demiurge, yang memiliki pemikiran paling bijak di
Nazarick, akan mengerti bahwa menguasai dunia hanyalah gurauan anak
kecil.
Jika Momonga melihat senyum yang berkembang di mulut Demiurge yang
menyerupai katak, dia pasti takkan mengambil kesimpulan seperti itu.
Tapi Momonga tidak melihat Demiurge, bahkan memalingkan tatapannya ke arah ujung dunia dimana langit dan bumi bertemu.
"..Ini adalah dunia yang tidak kita ketahui. Tapi apakah hanya aku yang
sampai disini? Apakah anggota guild yang lain juga kemari?"
Meskipun tidak ada yang bisa memainkan banyak karakter dalam YggDrasil,
temannya yang pergi mungkin membuat karakter baru di hari ketika game
berakhir, Herohero-san mungkin juga kemari.
Fakta bahwa, kehadiran Momonga disini adalah sebuah anomali. keadaan
yang tidak diketahui membuatnya kemari mungkin juga membawa temannya
yang tidak lagi bermain game ikut kemari bersamanya.
Dia tidak bisa menghubungi mereka dengan "Message", tapi mungkin ada
banyak alasan karena itu. Mereka mungkin ada di benua lain, atau ada
yang berubah dari efek mantranya, dan lainnya.
"..Ternyata Begitu... selama seluruh dunia tahu nama Ainz Ooal Gown.."
Jika teman-temannya disini, maka nama guild akan sampai di telinga
mereka. Ketika mereka tahu, mereka akan kemari. Momonga sangat yakin
akan kekuatan pertemanan mereka.
Jauh di dalam pikirannya, Momonga melihat ke Nazarick dan melihat pemandangan yang membuatnya ingin tahu.
Sebuah gelombang setinggi seratus meter terlihat bergerak bersama tanah
seakan-akan laut. Ombak kecil muncul dari permukaan dataran, pelan-pelan
menuju arah yang sama dan menyatu, akhirnya menjadi bukit kecil ketika
sampai di Nazarick.
Gundukan tanah yang besar tersebar ketika menabrak dinding Nazarick, seperti ombak yang menabrak karang.
"...'Earth Surge'. dia menggunakan kemampuan untuk memperbesar area yang
efektif, begitu juga dengan kemampuan kelas yang lainnya.." Momonga
bergumam.
Di seluruh Nazarick, hanya satu orang yang bisa menggunakan magic ini.
"Seperti yang kuduga dari Mare. Kelihatannya mengkamuflase dinding akan mudah dicapai olehnya."
"Memang benar. Mare juga merekrut beberapa golem dan undead yang tak
kenal lelah untuk membantu. Namun, progres mereka memang lambat, tidak
ideal. Di tambah lagi, ada jarak yang tertinggal ketika memindahkan
tanah, yang mana harus dipenuhi dengan tanaman. Hanya akan menambah
beban kerjanya."
"...Menyembunyikan dinding Nazarick adalah tugas yang memakan waktu.
Pertanyaannya adalah apakah akan diketahui ketika dia mengerjakannya.
Bagaimana perimeter keamanan kita?"
"Jaringan Keamanan awalnya sudah dibangun. Kita akan mengetahui
penyusupan dari segala makhluk dalam radius 5 km, dan kita akan mampu
memperhatikan mereka tanpa mereka ketahui."
"Bagus sekali. Namun... jaringan itu dikerjakan oleh bawahan, ya khan?"
Demiurge membalas dengan positif, dan Momonga menganjurkan untuk membuat jaringan keamanan yang lain untuk berjaga-jaga.
"..Aku punya rencana untuk jaringan keamanan. Laksanakan segera."
"Mengerti. Saya akan mendiskusikannya dengan Albedo lalu menggabungkan
sarannya dengan perintah anda. Dan juga, Dark Warrior-sama.."
"..Tidak apa, Demiurge. Kamu bisa memanggilku Momonga."
"Mengerti.. bolehkah saya bertanya apa yang akan Momonga-sama rencanakan selanjutnya?"
"Karena Mare melakukan tugasnya dengan baik, aku bermaksud memeriksanya.
Aku juga berencana untuk memberinya hadiah langsung yang pantas... "
Sebuah senyum muncul dari wajah Demiurge. Terlihat lembut dan sangat berlawanan dengan wajah silumannya.
"Saya percaya ucapan terima kasih Momonga-sama akan menjadi hadiah
terbaik yang bisa dia terima... maafkan hamba sedalam-dalamnya,
tiba-tiba saya teringat sesuatu yang harus saya lakukan. Sedangkan
Mare..."
"Tidak apa. Pergilah, Demiurge."
"Terima kasih banyak, Momonga-sama."
Ketika Demiurge mengepakkan sayap untuk terbang menjauh, Momonga menuju
titik di tanah dan mendarat, memakai penutup kepalanya lagi sambil
berlalu. Dark Elf di dekat tujuan Momonga kelihatannya menyadari ketika
Momonga turun dan melihat ke atas, rasa terkejut terlihat di seluruh
wajahnya ketika dia melihat Momonga.
Mare berlari dengan suara tatata ketika Momonga mendarat di tanah. Lipatan rok yang dipakai berkibar disekeliling kaki.
Untuk sesaat, ada yang terlihat dari bawah, lalu hilang lagi.. tidak,
Momonga tidak tertarik apa yang di bawah rok Mare. Dia hanya penasaran
apa yang dia pakai di bawahnya.
"Mo.. Momonga-sama, Se.. Selamat Datang."
"Mm.. Mare, tidak usah khawatir. Santai saja dan pelan-pelan. Jika kamu
tidak terbiasa, kamu bisa melepaskan formalitasnya.. meskipun tentu saja
hanya ketika kita sedang berdua saja."
"Sa.. Saya tidak bisa melakukannya, bagaimana mungkin saya berlaku tidak
sopan kepada Pemimpin Tertinggi.. Sebenarnya, kakak seharusnya tidak
melakukan juga. It.. Itu terlalu kurang ajar..."
Meskipun Momonga tidak suka anak-anak menjadi terlalu format di sekitarnya:
"Oh begitu, Mare, jika kamu memaksa, aku tidak apa. Namun, aku ingin kamu tahu kalau aku tidak memaksamu melakukannya."
"Y.. Ya!.. Meskipun, bolehkan saya bertanya mengapa Momonga-sama kemari? Apakah saya membuat kesalahan?"
"Tentu tidak, Mare. Aku kemari untuk memujimu."
Ekspresi wajah Mare berubah dari ketakutan karena mungkin diomeli menjadi terkejut.
"Mare, pekerjaanmu sangat penting. Meskipun jaringan keamanan kita sudah
ada, mungkin saja penduduk dunia ini mempunyai level lebih dari 100.
Jika kita menghadapi musuh seperti itu, menutupi Nazarick adalah
prioritas paling atas bagi kita..."
Mare mengangguk keras karena setuju.
"Itulah kenapa, Mare, aku ingin kamu tahu betapa puasnya aku bahwa kamu
sudah melaksanakan tugasmu. Ditambah lagi, aku ingin mengatakan padamu
aku lega jika kamu memegang masalah ini."
Sebuah Peraturan kuat dari masyarakat yang dipercaya Momonga bahwa
seorang boss yang baik seharusnya memuji pekerjaan bagus dari
bawahannya.
Para Guardian mengganggap tinggi diri Momonga: sebaliknya, agar mereka
terus loyal kepadanya, Momonga harus bertindak layak akan pujian mereka.
Membuat para NPC yang diciptakan oleh anggota guild dulu merasa kecewa
atau dikhianati karena tindakannya akan memecahkan record emasnya
sebagai seorang guild master. Itu seperti sebuah tanda kegagalan
tertancap pada Momonga. Karena itu, Momonga harus berhati-hati
mempertahankan suasana kewibawaannya yang tepat sebagai seorang penguasa
ketika dia berbicara kepada para NPC.
".. Kamu mengerti apa yang kupikirkan, benar khan, Mare?"
"Ya! Momonga-sama!"
Mare memang berpakaian seperti cewek, tapi fakta bahwa dia seorang cowok adalah bukti dari wajahnya yang panik.
"Bagus sekali. Kalau begitu, atas kerja kerasmu, aku akan memberimu hadiah."
"Sa.. Saya tidak layak menerima hal itu! Saya hanya menjalankan tugas saya!"
"...Kamu berhak atas hadiah karena pekerjaanmu yang bagus. Itu sudah biasa."
"Bu.. Bukan begitu! Kami ada untuk berserah diri sepenuhnya kepada Pemimpin Tertinggi, jadi bekerja keras adalah keharusan!"
Maju dan Mundur dalam hal ini berlangsung beberapa saat, dan keduanya
seperti tidak menemui titik temu. Momonga akhirnya memutuskan untuk
menghentikan hal ini sebentar.
"Kalau begitu, bagaimana dengan ini. Sebagai ganti hadiah ini, teruskan loyalitasmu kepadaku, bagaimana."
"A.. Apakah itu tidak apa?"
Untuk memendekkannya, Momonga membuat sebuah hadiah dengan paksa --- sebuah cincin.
"Mo.. Momonga-sama.. anda mengeluarkan benda yang salah!"
"Tidak aku--"
"--Ini tidak benar! Itu adalah cincin Ainz Ooal Gown, sebuah harta yang
hanya dimiliki oleh para pemimpin tertinggi! Saya tidak bisa menerima
hadiah seperti itu."
Momonga terkejut bagaimana sebuah hadiah membuat Mare gemetar.
Dia benar untuk hal itu, bahwa cincin ini dimaksudkan untuk para anggota
guild. Hanya ada 100 biji yang dibuat, jadi itu artinya ada 59 cincin
tanpa tuan -- tidak, 58. Pada akhirnya, cincin-cincin tersebut sangat
berharga, tapi alasan hadiah ini bukan hanya sebagai hadiah, tapi dia
berharap akan bisa digunakan untuk hal yang berguna.
Agar imajinasi liar Mare bisa reda, Momonga dengan tegas berkata, "Tenanglah, Mare."
"Sa.. Saya tidak bisa! Bagaimana mungkin saya layak menerima cincin yang
sangat berharga yang hanya boleh dimiliki oleh pemimpin tertinggi itu."
"Tenanglah Mare. Berteleport itu dilarang di dalam Nazarick, dan itu membuat bermacam-macam hal menjadi merepotkan."
Setelah mendengar ini, Mare pelan-pelan kembali tenang.
"Harapanku adalah ketika musuh menyerang, para guardian akan memerintah
pasukan masing-masing lantai. Di waktu yang sama akan terlihat
menyedihkan jika seorang Guardian tidak bisa bergerak karena terhalang
tidak bisa berteleport. Oleh karena itu, aku memberikan cincin ini
padamu."
Momonga mengangkat cincin di jarinya tinggi-tinggi. Berkilauan cemerlang di sinar bulan.
"Mare, aku senang dengan loyalitasmu. Di saat yang sama, aku mengerti
keenggananmu sebagai bawahan untuk menerima cincin yang melambangkan
kita. Namun, jika kamu benar-benar mengerti maksudku, kamu akan menerima
perintahku dan cincin ini."
"Ta.. Tapi, mengapa saya.. bukankah seharusnya yang lainnya juga mendapatkan...?"
"Aku juga bermaksud memberi mereka cincin ini, namun, kamu dulu. Ini
karena aku senang dengan pekerjaanmu. Jika aku memberikan ini kepada
orang yang tidak bekerja, maka cincin ini tidak akan mempunyai arti.
Ataukah kamu bermaksud merendahkan nilai dari cincin ini?"
"Te... Tentu saja tidak!"
"Kalau begitu ambillah, Mare. Setelah menerima cincin ini, lanjutkan bekerja keras untuk Nazarick dan diriku."
Mare dengan gugup mengangkat tangannya pelan-pelan dan menerima cincin itu.
Momonga merasa agak bersalah ketika dia melihat Mare. Sebenarnya dia mempunyai maksud tersembunyi memberikan cincin ini.
Itu karena ketika Mare mempunyai cincin ini, akan susah bagi orang-orang membedakan apakah Momonga yang berteportasi.
Ketika Mare memakai cincin Ainz Ooal Gown, dimensinya langsung berubah
hingga pas di jari Mare yang kurus. Dia tidak henti-hentinya menatap
cincin di jarinya, menghela nafas lega. Lalu dia menoleh ke Momonga dan
membungkuk hormat.
"Momonga-sama, terima kasih atas hadiah yang besar ini.. Saya berjanji
mulai hari ini seterusnya akan bekerja keras agar tidak mengecewakan
Momonga-sama!"
"Kalau begitu, aku akan mempercayakanya padamu, Mare."
"Ya!"
Tampilan bersungguh-sunggu terlihat di wajah Mare ketika dia memberikan jawaban langsung.
Mengapa Bukubukuchagama-san, yang membuat Mare, menjadikannya berpakaian seperti ini?
Apakah untuk membedakannya dengan Aura, atau adakah alasan lain?
Ketika Momonga memikirkan pertanyaan ini, Mare bertanya kepadanya.
"Ah, permisi, Momonga-sama.. tapi mengapa anda berpakaian sepeti itu?"
"..Ah, kalau itu.."
Karena aku ingin kabur -- tentu saja dia tidak bisa mengatakannya.
Mata Mare terlihat berbinar-binar, dan dia memandang Momonga yang
terlihat kalang kabut. Bagaimana dia harus berbohong? Jika dia gagal
disini, semua akting yang dia lakukan agar tampak seperti pimpinan yang
berwibawa akan menjadi sia-sia. Tidak ada bawahan yang akan menghormati
pemimpin yang mencoba untuk kabur.
Hasrat putus asa Momonga tiba-tiba tenang, dan bantuan datang dari sisi yang tak terduga.
"Itu sederhana, Mare."
Momonga melihat ke belakang, dan matanya langsung tertuju kepada orang yang dia lihat.
Seorang wanita yang terlihat seperti perwujudan dari kecantikan semua
wanita berdiri di bawah sinar rembulan. Pancaran biru menerpa seluruh
tubuhnya, yang membuatnya berkilauan. Seperti melihat dewi yang turun
dari langit untuk memberikan rahmat kepada bumi. Sayap hitamnya
terkepak, membuat hembusan angin yang keras.
Dia adalah Albedo.
Meskipun Demiurge berada di belakangnya, kecantikan Albedo yang membuat matanya tidak layak dengan bentuk Demiurge.
"Momonga-sama mengenakan armor ini dan menyembunyikan identitasnya karena dia tidak ingin mengganggu yang lainnya saat bekerja.
Ketika Momonga-sama tiba-tiba, wajah bagi semuanya untuk berhenti dan
membungkuk kepadanya. Namun, Momonga tidak ingin mengganggu semuanya.
Itulah kenapa dia menyamar sebagai Dark Warrior agar yang lainnya tidak
menghentikan pekerjaannya untuk memberi hormat. Benar begitu,
Momonga-sama?" Setelah mendengar pertanyaan Albedo, Momonga mengangguk
berulang-ulang.
"Se.. seperti yang kuduga dari Albedo, kamu memahami maksudku yang sebenarnya."
"Sudah sewajarnya, sebagai pengawas guardian. Tidak, meskipun saya bukan
pengawas Guardian, saya yakin bahwa saya bisa membacam hati
Momonga-sama."
Ketika Albedo tersenyum dan membungkuk dengan hormat, ada ekspresi aneh pada wajah Demiurge yang berdiri di belakangnya.
Meskipun masih menggantungi pikirannya, dia tidak mengatakan apapun pada penolongnya.
"Jadi, itu alasannya.." Ucap Mare, dengan wajah sadar.
Ketika Momonga melihat Mare, dia melihat pemandangan yang bisa dikatakan
nyata. Mata Albedo tiba-tiba terbuka lebar, hingga bola matanya seakan
mau copot. Dia menunjuk kepada Mare dengan gerakan aneh seperti bunglon.
Ketika Momonga memikirkan hal itu, wajah Albedo kembali ke asalnya, cepat sekali sampai Momonga mengira itu adalah ilusi.
"...Ada apa?"
"Ah, ti, tidak apa, Mare, maaf sudah mengganggumu. Istirahatlah, dan lanjutkan pekerjaan mengkamuflasekan setelahnya."
"Y.. Ya! Kalau begitu, Momonga-sama, saya permisi."
Ketika Momonga menganggukkan kepala, Mare mengusap cincin di jarinya dan pergi.
"Ngomong-ngomong, mengapa kamu kemari, Albedo?"
"Saya dengar Demiurge bilang Momonga-sama ada disini, jadi saya berharap
untuk menyambut anda. Namun, maafkan saya yang menemui anda dalam
keadaan kotor seperti ini."
Momonga melihat Albedo lagi ketika dia mendengar kalimat "kotor". Namun,
dia tidak merasa kalimat itu tepat. Diterima, ada debu di bajunya, tapi
itu tidak membuat kecantikannya berkurang.
"Tentu saja tidak, Albedo, Pancaranmu tidak bisa dikurangi oleh hal
sepele seperti debu. Meskipun begitu aku merasa tidak tenang membuat
gadis cantik sepertimu berlarian kesana kemari. Namun, karena ini adalah
darurat, aku harus memintamu untuk melanjutkan pekerjaan demi Nazarick.
Maafkan aku."
"Saya bisa bertahan dari segala kerja keras selama itu demi Momonga-sama!"
"Aku senang dengan loyalitasmu. Ah, ya... Albedo, aku punya sesuatu untukmu."
"..Apa kiranya itu?"
Saat Albedo menurunkan kepalanya dan dengan tenang membalas, Momonga
mengeluarkan sebuah cincin. Tentu saja, itu adalah cincin Ainz Ooal
Gown.
"Kamu akan membutuhkan item ini untuk posisimu sebagai pengawas Guardian."
"...Terima kasih banyak."
Reaksinya sangat berbeda dari Mare yang membuat Momonga terlihat kecewa. Namun, dia langsung menyadari bahwa dia salah.
Sudut bibir Albedo bergetar dan dia berusaha keras mencoba untuk tidak
membiarkan ekspresinya berubah. Sayapnya gemetar karena dia mencegahnya
sebisa mungkin untuk tidak membukanya, bergetar dengan kuat. Bahkan
seorang idiot pun bisa melihat kegembiraan dari wajahnya.
"Lanjutkan loyalitasmu, Sedangkan untuk Demiurge.. lain kali."
"Saya mengerti, Momonga-sama. Saya akan terus bekerja keras di masa
depan untuk membuat diri saya layak atas cincin yang perkasa itu."
"Begitukah. Kalau begitu, aku telah membiarkan tugas yang harus aku
selesaikan. Sebaiknya aku kembali ke lantai sembilan sebelum dimarahi."
Setelah melihat Albedo dan Demiurge merendahkan kepalanya untuk
menjawab, Momonga mengaktifkan teleportasi efek dari cincin Ainz Ooal
Gown.
Sekejap suasana berubah, Momonga mengira dia mendengar seorang wanita
berteriak "BAGUS!" Namun, dia merasa salah, karena tidak mungkin Albedo
membuat suara kasar seperti itu.
Part 2
Mereka semakin dekat dengan batas desa.
Enri mendengar suara logam berbenturan dari belakangnya ketika dia berlari. Suara tersebut terdengar berirama.
Dia menoleh ke belakang sambil berdo'a di hatinya -- seperti yang
diduga, ini adalah skenario terburuk. Seorang Knight sedang mengejar
Emmot bersaudari.
Mereka semakin dekat.
Enri berusaha keras untuk menekan keluhannya di hati, karena dia tidak punya tenaga lagi untuk hal tersebut.
Nafasnya semakin cepat, detak jantungnya cukup keras seakan-akan ingin
meledak, dan kakinya bergetar keras. Tidak lama, dia akan cepat
kelelahan, dan dia akan ambruk dan tak bisa bangun.
Jika dia sendirian, mungkin dia sudah kehilangan kekuatan dan menyerah.
Namun, dia sedang menggandeng tangan adiknya. Hal itu memberinya energi untuk berlari.
Sebenarnya hasrat besar untuk menyelamatkan adiknyalah yang menyebabkan Enri terus berlari hingga kini.
Sambil berlari, dia menoleh ke belakang lagi.
Jarak antara dirinya dan yang mengejar belum berubah. Meskipun memakai
baju besi, kecepatan pria tersebut tidak berkurang. Sangat jelas
perbedaan antara Prajurit terlatih dan seorang gadis desa.
Keringat bercucuran di punggung Enri dan tubuhnya semakin dingin. Jika
ini terus terjadi... dia tidak akan mampu kabur bersama adiknya.
--Lepaskan dia.
Kalimat tersebut terus terngiang di kepalanya.
--Mungkin kamu bisa kabur jika sendirian.
--Kamu ingin mati disini?
--Lebih aman jika kalian berpisah.
"Diam, diam, diam!"
Enri berteriak pada dirinya sendiri karena pemikiran tersebut muncul sambil menggemeretakkan gigi-giginya.
Dia adalah saudari yang terburuk yang pernah dibayangkan.
Mengapa adiknya menahannya, meskipun dia sudah hampir menangis?
Itu karena dia percaya pada kakaknya. Dia percaya kakaknya akan menyelamatkannya.
Sambil memegang erat tangan adiknya --yang mana telah memberinya
kekuatan untuk kabur dan terus berusaha -- Enri menguatkan diri dan
mengeraskan tekadnya.
Dia takkan pernah membuang adiknya.
"Ah!"
Adik Enri juga sama capeknya dengan Enri sendiri. Namun, dia tiba-tiba tersandung, terkesiap dan hampir jatuh.
Alasan mengapa keduanya tidak jatuh adalah karena mereka saling
bergandengan tangan dengan sangat erat. Namun, Nemu yang hampir jatuh
menyebabkan Enri goyah sendiri.
"Lebih cepat!"
"Ah, ya!"
Meskipun dia ingin terus berlari, adiknya mulai kesemutan, dan tidak
tidak bisa bergerak cepat. Enri ingin menggendong Nemu dan lari, tapi
suara logam yang semakin dekat di belakang membuatnya ketakutan.
Knight yang ada di belakangnya memegang pedang yang berlumuran darah. Di
tambah lagi, pakaian besi dan helm miliknya juga terkena bekas darah
yang terciprat.
Enri menarik Nemu yang ada di belakang dan menatap dengan marah kepada knight yang mengejarnya.
"Percuma saja berusaha."
Tidak ada rasa iba dalam kalimat tersebut. Namun, hanya ejekan. Kalimat
itu mengatakan bahwa lari hanya akan berakhir dikematian pula.
Kemarahan di dalam hati Enri semakin mendidih, dan dia berpikir, apa yang dia katakan?
Knight tersebut mengangkat pedangnya dan mengarahkan kepada Enri yang
berhenti bergerak. Namun, sebelum dia mengayunkan pedangnya...
"Jangan meremehkanku!"
"Guwaaargh!"
--Enri dengan kuat memukul helm logam knight tersebut. Pukulan itu
membawa kemarahan yang memenuhi dirinya dan hasrat untuk melindungi
adiknya. Dia tidak perduli dia sudah memukul logam dengan tangan kosong.
Dia memukulnya dengan seluruh kekuatannya.
Ada suara seperti tulang yang retak, dan tiba-tiba saja perih menyebar
ke seluruh tubuh Enri. Knight itu terhuyung-huyung karena kekuatan dari
pukulan itu.
"Lari!"
"Ya!"
Enri mengacuhkan rasa perihnya dan kabur lagi -- namun sebuah garis yang terasa panas muncul di punggungnya.
"--Ggk!"
"Dasar gadis jalang!"
Kemarahan dari Knight itu datangnya dari ejekan karena dipukul oleh gadis desa.
Dia mengayunkan pedangnya dengan liar, karena sudah tidak tenang.
Hasilnya, sabetan pertama tidak menyebabkan luka yang fatal. Namun, itu
adalah akhir dari keberuntungan Enri. Dia terluka, dan knight itu sangat
marah. Sabetan berikutnya pasti akan mencabut nyawa Enri.
Enri melihat ke arah pedang panjang yang terangkat tinggi di depannya.
Rasa panik tergambar di seluruh wajahnya ketika dia melihat cahaya jahat
dari pedang yang cepat dan kejam itu, dan dia menyadari dua hal.
Pertama adalah hidupnya akan berakhir dalam beberapa detik. Kedua adalah
bahwa seorang gadis desa biasa seperti dirinya tidak mungkin melawan
takdir itu.
Ujung pedang tersebut terkena darahnya. Luka yang tersebut ke seluruh
tubuhnya membuat jantungnya berdegup dengan lebih kencang, bersamaan
dengan panas yang menyengat dari lukanya.
Rasa perih yang tak pernah ia rasakan sebelumnya membuatnya ketakutan dan ingin muntah.
Mungkin dengan muntah akan menghilangkan perasaan mual yang ada.
Namun, Enri mencari jalan untuk tetap hidup, jadi dia tidak punya waktu untuk muntah.
Meskipun dia tidak ingin berusaha lagi, masih ada alasan mengapa Enri
tidak menyerah sampai sekarang. Itu adalah kehangatan yang menekan
dadanya -- yaitu adiknya.
Dia harus membuat adiknya bertahan hidup.
Satu-satunya pemikiran yang menahan Enri dari kata menyerah.
Sebaliknya, knight di depannya terlihat mengejek tekad Enri.
Pedang yang terangkat diayunkan ke bawah.
Mungkin karena seluruh energi yang ada disalurkan kemari, atau karena
otaknya bekerja keras karena sedang berada di ujung maut, tapi Enri
merasa waktu berlalu dengan lambat, dan dia mencoba berusaha memikirkan
cara untuk menyelamatkan adiknya.
Namun, dia tidak mendapatkan ide apapun, yang hanya bisa dia lakukan
adalah menggunakan tubuhnya sendiri sebagai perisah, membiarkan pisau
pedang menancap dalam-dalam ke dirinya, berharap bisa mengulur waktu
agar adiknya bisa kabur.
Selama dia masih memiliki kekuatan, dia akan menggenggam dengan erat
knight tersebut atau pedang yang dia tancapkan padanya, dengan berpegang
erat dan tidak membiarkannya lepas hingga api kehidupannya padam.
Jika dia bisa melakukan hal itu. Dia akan menerima takdirnya dengan rela.
Enri tersenyum, seakan dia adalah seorang martyr.
Sebagai kakak, hanya ini yang bisa dia lakukan untuk Nemu. Pikiran itu membuat Enri tersenyum.
Bisakah Nemu lepas dari neraka desa Carne sendirian?
Meskipun dia kabur ke hutan, dia mungkin akan tertangkap oleh prajurit
yang sedang patroli. Namun, selama dia masih bisa selamat, Enri akan
mempertaruhkan nyawanya -- tidak, dia akan mempertaruhkan segalanya.
Meskipun begitu, kenyataan bahwa dia akan terluka lagi membuatnya takut,
jadi dia memejamkan matanya. Di dunia kegelapan ini, dia bersiap
menerima luka yang akan datang...
Part 3
Momonga duduk di kursi dan melihat cermin di depannya. Sekitar 1
meter lebarnya dan tidak memantulkan wajah Momonga, tapi sebuah padang
rumput. Cermin itu layaknya sebuah televisi, menunjukkan gambar dari
dataran jauh.
Rumput di dataran tersebut bergoyang, menunjukkan itu bukan hanya gambar diam.
Waktupun berlalu, matahari terbit dengan pelan, cahayanya menyapu
kegelapan yang menyelimuti dataran. Pemandangan yang indah ini layak
untuk dijadikan puisi, sangat berbeda dari lokasi Nazarick sebelumnya,
dunia terpencil Helheim.
Momonga meraih cermin tersebut dan mengusapkan tangannya ke kanan. Gambar di dalam cermin berubah.
Ini adalah Cermin untuk melihat pemandangan jauh.
Ini adalah item magic yang digunakan untuk menunjukkan gambar dari
daerah tertentu. Sangat berguna bagi pemain yang ingin PK (Player
Killing) atau PK membunuh PKK (Player Killing Killer). Namun, magic
level rendah yang bisa menahan mantra untuk mengumpulkan informasi bisa
menyembunyikan orang dari matanya. Ditambah lagi, sangat mudah bagi
penggunanya untuk di serang balik oleh barrier tipe serang, jadi ini
adalah item rata-rata pada umumnya.
Namun, untuk keadaan saat ini, sebuah item yang bisa menunjukkan dunia luar adalah item yang sangat berguna.
Momonga menikmati kualitas seperti film dari rumput di dalam cermin ketika gambarnya berubah.
"Kelihatannya aku bisa menggerakkan gambarnya dengan lambaian tangan. Dengan begitu, aku tidak akan melihat tempat yang sama."
Pemandangan dan sudut pandang yang terlihat di cermin yang melayang pun
berubah. Meskipun dia melakukan beberapa kesalahan tadi, Momonga terus
merubah isyarat tangannya untuk merubah pemandangan di dalam cermin,
berharap dia bisa menemukan seseorang. Namun, sampai sekarang, dia tidak
menemukan siapapun -- contohnya, manusia.
Dia mengulangi isyarat sederhana yang sama lagi dan lagi, tapi seluruh
gambar yang dia dapatkan juga sama: dataran. Momonga mulai bosan, jadi
dia menoleh ke arah orang lain di ruangan itu.
"Ada apa, Momonga-sama? Saya siap menerima perintah anda."
"Tidak, bukan apa-apa, Sebas."
Sebas adalah orang lain yang ada di ruangan itu. Dia mungkin tersenyum,
tapi ucapannya terlihat memiliki makna lain. Meskipun Sebas sangat loyal
sekali pada Momonga, dia pernah keberatan atas pelesiran Momonga ke
permukaan tanpa pengikutnya yang ikut serta.
Memang benar, setelah Momonga kembali dari permukaan, Sebas menegur dan menasehatinya.
Momonga berkata dalam hati.
"Apa yang harus kulakukan padanya..."
Bersama Sebas membuat Momonga teringat teman guildnya Touch Me. Lagipula, Touch Me-san adalah orang yang mendesain Sebas.
Tetap saja, dia tidak membuatnya persis dengan Touch Me. Bahkan cara Sebas marah mengingatkan padanya.
Seteleh menggerutu di dalam hati, Momonga kembali melihat cerminnya.
Momonga berencana untuk mengajari Demiurge pelajaran yang sulit tentang
bagaimana mengontrol mirror magic. Inilah yang dikatakan Momonga kepada
Demiurge tentang jaringan keamanan lain.
Meskipun terlihat lebih sederhana untuk menyerahkan tugas tersebut
kepada bawahannya, Momonga ingin mengerjakan tugas ini sendiri.
Sebenarnya dia ingin menggunakan sikap bahwa dia-juga-bisa-kerja untuk
menginspirasikan dan memperoleh respek dari bawahannya. Oleh karena itu,
dia tidak boleh terlihat menyerah di tengah jalan. Tetap saja, mengapa
dia tidak bisa memindahkan ke titik yang lebih tinggi? Jika saja ada
petunjuknya... Dengan berpikir demikian, Momonga melakukan pekerjaan
yang melelahkan tentang bagaimana mengendalikan cermin-cermin itu dengan
malas, berkali-kali mengulangi percobaan dan kesalahan.
Dia tidak tahu sudah berapa lama.
Mungkin hanya sebentara, tapi sejauh ini pekerjaannya tidak membuahkan hasil, dan akhirnya dia merasa ini semua membuang waktu.
Momonga dengan santai melambaikan tangannya dengan ekspresi datar, tiba-tiba matanya melebar.
"Oh!"
Terkejut, bahagia, bangga, reaksi Momonga adalah semua itu. Pada
akhirnya, dia merubah isyarat tangannya dan layar tiba-tiba berubah
seperti yang dia inginkan. Ini adalah tangisan kegembiraan yang bisa
terlihat pada seorang programmer yang bekerja lembur selama delapan jam.
Sorak dan tepukan tangan menyambutnya. Asal suara itu adalah Sebas.
"Selamat, Momonga-sama. Pelayan anda Sebas sangat kagum pada kecakapan anda!"
Berhasil, ini adalah buah dari salah dan mencoba yang berulang kali,
jadi kamu tidak perlu merespon sejauh itu. Momonga berpikir demikian,
tapi ketika dia melihat Sebas yang terlihat sangat gembira, dia
memutuskan untuk menerima dengan rendah hati pujian dari kepala
pelayannya.
"Terima kasih, Sebas. Meskipun aku harus minta maaf karena sudah membuatmu menemaniku lama."
"Anda bilang apa? Dengan setia berada di samping Momonga-sama dan
mematuhi perintah anda adalah alasan bagi keberadaan seorang kepala
pelayan. Anda tak perlu berterima kasih atau meminta maaf kepada saya...
walaupun, memang benar proses ini membutuhkan waktu yang cukup lama.
Momonga-sama, apakah anda ingin beristirahat sejenak?"
"Tak perlu. Undead sepertiku tidak terpengaruh oleh status negatif
semacam lelah. Jika kamu lelah, kamu boleh pergi dan istirahat."
"Terima kasih atas kebaikan anda, tapi tidak terpikir bagi saya jika
seorang kepala pelayan beristirahat sementara tuannya sedang bekerja.
Dengan bantuan item, saya juga tidak terpengaruh oleh lelah. Perkenankan
saya untuk tetap di sisi anda hingga akhir."
Momonga menyadari satu hal dari percakapannya dengan para NPC; salah
satunya, mereka dengan santai menggunakan istilah game dalam ucapannya.
Sebagai contoh, skill, job class, item, level, status negatif, dan lain
sebagainya. Jika dia bisa menggunakan istilah dalam game ketika berbira
dengan mereka dengan cara yang tidak ironis, akan lebih mudah dalam
memberi mereka perintah.
Setelah menyetujui permintaan Sebas, dia melanjutkan belajar cara
mengendalikan cermin. Akhirnya dia menemukan sebuah metode untuk merubah
ketinggian dari sudut pandang.
Momonga tersenyum puas, dan mulai mencari area yang berpenduduk.
Akhirnya, sebuah gambar seperti sebuah desa muncul di cermin.
Letaknya sekitar sepuluh kilometer dari selatan Nazarick. Ada hutan di
dekatnya, dan ladang gandum yang mengelilingi kota. Terlihat seperti
desa pertanian yang sederhana. Dari apa yang terlihat, desa tersebut
tidak terlalu maju.
Ketika Momonga membesarkan tampilan desa itu, dia merasa ada sesuatu yang tidak beres.
"... Apakah mereka sedang mengadakan festival?"
Orang-orang berlarian masuk dan keluar rumah di pagi ini. Mereka terlihat panik.
"Tidak, saya rasa itu bukan festival."
Suara yang keras muncul dari Sebas, yang melihat tampilan itu dengan tajam di samping Momonga..
Terlihat ada perasaan jijik yang terpendam dalam kalimatnya. Ketika Momonga membesarkan gambarnya, dia mengernyitkan dahi.
Banyak Knight berpakaian lengkap mengayunkan pedangnya yang panjang ke arah penduduk, yang berpakaian lusuh.
Ini adalah pembantaian.
Seorang penduduk desa jatuh karena ayunan pedang knight. Penduduk
tersebut tidak dapat melawan mereka, dan hanya bisa berlarian. Para
Knight itu mengejar dan membunuh penduduk yang berlarian. Ada kuda yang
sedang makan gandum di ladang. Kuda-kuda itu pasti milik knight-knight
tersebut.
"Cheh!"
Momonga mengejek, bermaksud merubah gambar. Desa ini tidak lagi
mempunyai nilai baginya. Jika dia bisa mendapatkan informasi lebih dari
itu, mungkn dia mempunyai alasan untuk menyelamatkan mereka. Tapi saat
ini, tidak ada alasan untuk menyelamatkan desa ini.
Dia seharusnya membuang mereka.
Momonga kaget bagaimana dia bisa membuat keputusan tak berperasaan itu.
Pembantaian keji terjadi di depan matanya, tapi yang hanya bisa dia
pikirkan adalah apa untungnya bagi Nazarick. Tak ada belas kasihan,
marah atau khawatir, emosi yang dimiliki oleh manusia biasa pada
umumnya.
Rasanya seperti melihat pertunjukan Televisi tentang binatang dan serangga, dimana yang kuat memakan yang lemah.
Jangan-jangan sebagai seorang undead, dia tidak lagi bisa disebut sebagai bagian dari manusia umumnya?.
Tidak, bagaimana bisa begitu?
Momonga berusaha menemukan alasan untuk membenarkan pemikirannya.
Dia bukanlah seorang pembela keadilan.
Dia memiliki level 100, tapi seperti yang dia katakan pada Mare,
penduduk dunia ini mungkin juga berlevel 100. Oleh karena itu, dia tidak
bisa bertingkah sembarangan di dunia yang tidak diketahui ini. Meskipun
terlihat bahwa knight tersebut melakukan pembantaian satu sisi kepada
penduduk desa, pasti ada alasan lain disini yang tidak dia diketahui.
Alasan seperti "penyakit", "hukuman", "memberi contoh", dan lainnya yang
terus bermunculan di otaknya. Dan jika dia bisa mengalahkan knight itu,
dia mungkin akan mendapatkan kemarahan dari negara asalnya.
Momonga mengangkat tangannya yang tinggal tulang dan mengusap
tengkoraknya sambil berpikir. Jangan-jangan setelah menjadi Undead,
sesuatu yang berpengaruh ke otak menjadi kebal terhadap dirinya, dia
menjadi terbiasa dengan pemandangan seperti ini? Tentu tidak.
Dia melambaikan tangannya lagi, menunjukkan pemandangan dari bagian lagi dari desa itu.
Kelihatan ada dua orang knight yang mencoba menghabisi penduduk desa
yang sedang berusaha melawannya. Si pria menarik diri, lengannya
tertahan, dan dia tidak bisa bergerak dari tempatnya berdiri. Di depan
mata Momonga, orang tersebut ditusuk dengan pedang. Mata pedang itu
masuk ke dalam tubuhnya dan keluar dari sisi lain. Itu adalah luka yang
fatal, tapi pedang panjang itu tidak berhenti. Satu, dua, tiga kali
tusukan -- Knight itu terlihat seperti menyalurkan amarahnya kepada
penduduk desa.
Pada akhirnya, penduduk desa itu ditendang oleh knight dan tersungkur ke tanah dan memuntahkan darah ke udara.
--Penduduk desa itu melihat lurus ke arah Momonga, Bukan, ini mungkin hanya kebetulan.
Ini pasti kebetulan.
Tidak mungkin seseorang bisa mendeteksi cermin ini selain dari mantra anti lawannya.
Darah berbusa keluar dari mulut penduduk desa saat dia membuka mulutnya.
Matanya terlihat tidak fokus, dan Momonga tidak tahu kemana arah
pandangannya. Namun begitu, dengan apa yang kelihatannya adalah nafas
terakhir, dia mengucapkan kata terakhir:
--Tolong selamatkan putriku--
"Apa yang ingin anda lakukan?"
Sebas terlihat menunggu saat untuk berbicara.
Hanya ada satu jawaban. Momonga membelas dengan dingin:
"Tidak ada. Tak ada alasan, nilai atau keuntungan menyelamatkan mereka."
"Saya mengerti."
Momonga dengan santai melihat ke arah Sebas -- sebuah bayangan teman satu guildnya.
"Ini... Touch Me-san..."
Lalu, Momonga teringat sesuatu.
--Menyelamatkan seseorang ada hal yang lumra.
Ketika Momonga memulai perjalanannya di Yggdrasil, memburu karakter
heteromorphic adalah kebiasaan umum, dan Momonga, yang memilih ras
heteromorphic, telah di PK berkali-kali. ketika dia akan meninggalkan
Yggdrasil, kalimat itu, diucapkan oleh pria itu, yang menyelamatkannya.
Jika bukan karena kalimat tersebut, Momonga tidak akan ada disini.
Momonga menghela nafas dengan lembut, lalu tersenyum. Sekarang dia malah
teringat kenangan tersebut, dia tidak punya pilihan selain
menyelamatkan mereka.
"Aku akan membayar hutangku.. disamping itu, cepat atau lambat, aku harus menguji kekuatan bertempurku di dunia ini."
Setelah berkata demikian kepada temannya yang tidak ada disana, Momonga
melebarkan tampilan desa itu hingga dia melihat semuanya. Setelah itu,
dia mencoba untuk memilih penduduk yang sedang menyelamatkan diri.
"Sebas, tingkatkan keamanan Nazarick hingga level maksimum. Aku akan
pergi dulu, dan kamu bilang pada Albedo, yang berada di sebelah, untuk
mengikutiku setelah mengenakan seluruh perlengkapan bertarungnya. Namun,
aku melarang dia membawa 'Ginnungagap'. Setelah itu, persiapkan unit
pendukung. Sesuatu mungkin akan terjadi yang membuatku harus mundur.
Namun unit yang dikiim ke desa tersebut harus memiliki kemampuan stealth
(siluman) atau memiliki kemampuan tidak terlihat."
"Saya mengerti, tapi saya mohon tugas melindungi anda diberikan kepada saya."
"Lalu siapa yang akan menyampaikan perintahku? Knight-knight ini sedang
menghabisi desa tersebut, yang itu artinya mungkin saja ada knight di
dekat Nazarick yang mungkin saja menyerang kita. Oleh karena itu, kamu
harus tetap disini."
Gamba itu berubah, dan sekarang menunjukkan seorang gadis yang
melayangkan pukulannya ke arah knight. Si gadis membawa gadis yang lebih
muda saat kabur. Mungkin mereka saudara. Momonga langsung membuka
inventory miliknya dan mengambil tongkat Ainz Ooal Gown.
Saat si gadis berenana untuk kabur, dia ditebas dari belakang. Karena waktu sudah mepet, Momonga langsung mengucapkan mantra
"[Gate]"
Tidak mempunyai batas jarak dan 0% kesalahan dalam lokasi tujuan.
Mantra yang diucapkan Momonga adalah yang paling akurat dan ampuh di Yggdrasil.
Pemandangan di depannya berubah dengan sekejap.
Fakta bahwa lawannya tidak menggunakan mantra untuk menghalangi
teleportasi membuat Momonga lega. Jika dia ditolak dalam menyelamatkan
mereka, namun dikepung pada akhirnya, akan sangat buruk hasilnya.
Pemandangan di depan mata sama dengan apa yang kita lihat sebelumnya.
Dua orang gadis yang ketakutan didepannya.
Yang satu terlihat seperti kakak dengan rambut pirang dikepang hingga
dada. Kulitnya kecoklatan karena bekerja di bawah terik matahari,
sekarang berubah menjadi pucat ketakutan, dan matanya yang gelap
dibasahi oleh air mata.
Si adik -- seorang gadis yang lebih muda -- membenamkan wajahnya di pinggang kakaknya, gemetar ketakutan.
Momonga menatap dingin pada knight yang berdiri di belakang dua gadis itu.
Mungkin dia kaget oleh kemunculan Momonga yang tiba-tiba, tapi dia hanya
menatap Momonga, lupa mengayunkan pedang yang dipegangnya.
Momonga tumbuh tanpa tahu kekerasa dalam hidupnya. Dia tidak terpikir
bahwa dunia yang saat ini ditempatinya adalah sebuah simulasi, tapi
kenyataannya, dia tidak merasakan sedikitpun rasa takut pada knight di
hadapannya yang sedang memegang pedang.
Ketenangan ini bisa membuat dia mengeluarkan keputusan yang dingin dan kejam.
Momonga mengarahkan tangannya yang kosong ke depan dan mengucapkan mantra.
"[Grasp Heart]"
Mantra ini akan meremukkan jantung musuh, dan diantara mantra-mantra
tingkat kesepuluh, ini adalah mantra yang bisa mendatangkan kematian
langsung dari tingkat sembilan. Banyak mantra Necromantic yang dikuasai
Momonga mempunyai efek kematian langsung (instant death), dan ini adalah
salah satunya.
Momongan memili mantra ini sebagai pembuka karena meskipun ditahan, mantra ini akan membuat musuhnya kaku.
Jika mantranya ditahan, rencananya adalah menangkap dua gadis itu dan
kembali ke [Gate] yang masih terbuka. Dia sudah merencanakan rute
mundurnya karena dia tidak yakin bagaimana kemampuannya musuhnya.
Namun, kelihatannya persiapan itu tidak perlu.
Perasaan seperti sesuatu yang lunak remuk di jari Momonga menyebar ke
lengannya, dan knight itu langsung jatuh tersungkur diam ke tanah.
Momonga melihat ke arah knight yang terjatuh.
Dia merasa bahwa membunuh seseorang tidak memperlihatkan emosi apapun darinya...
Tidak ada rasa bersalah, takut atau bingung dalam hatinya, seperti danau yang tenang. Mengapa begitu?
"Ternyata begitu... jadi bukan hanya tubuhku, tapi pikiranku juga sudah bukan manusia."
Momonga mengambil beberapa langkah ke depan.
Si kakak kebingungan ketika Momonga berjalan melewatinya, mungkin ketakutan karena knight yang tiba-tiba roboh dan tak bernyawa.
Momonga jelas datang untuk menolongnya. Namun, si gadis terlihat
kebingungan dengan kemunculan Momonga yang tiba-tiba dan tingkahnya. Apa
yang sedang dia pikirkan?
Meskipun Momonga ragu, dia tidak punya waktu untuk mengkhawatirkan
mereka. Setelah memastikan luka di punggung si kakak menembus hingga
bajunya yang lusuh, Momonga maju dan membelakangi mereka, dan menatap
tajam ke arah knight yang baru saja muncul dari rumah terdekat.
Knight itu juga melihat Momonga, dan mundur karena ketakutan.
"...Jadi, kamu berani mengejar wanita, tapi tidak dengan lawan yang kuat?"
Sambil memandang knight yang sedang gemetar, dia sedang memikirkan mantra apa yang akan dia gunakan selanjutnya.
Mantra pembukaan Momonga adalah salah satu yang sangat dia sukai, 'Grasp
Heart'. Magic semacam ini adalah spesialisasi dari Momonga. Momonga
telah menggunakan skill miliknya untuk meningkatkan kemungkinan dari
instant death, dan peningkatan kemampuan necromancy miliknya membuat
efektivitas dari 'Grasp Heart' turut meningkat. Namun, itu artinya dia
tidak bisa mengukur seberapa besar kekuatan dai knight itu.
Oleh karena itu, dia seharusnya menggunakan mantra lain untuk melawan
knight ini, sesuatu yang tidak langsung membunuhnya. Dengan begitu, dia
bisa mengukur kekuatan dari dunia ini dan memastikan kekuatannya
sendiri.
"..Karena aku sudah berada disini, aku akan membuat beberapa percobaan. Dan kalian yang akan menjadi kelinci percobaannya."
Mantra Necromancy yang dimiliki Momonga membuatnya besar, tapi mantra
serangan sederhana yang dia gunakan sangat tidak memberikan efek yang
begitu meyakinkan. Ditambah, karena armor logam dari knight yang lemah
terhadap efek listrik, di Yggdrasil, kebanyakan orang akan menguatkan
armor besi miliki mereka dengan magic untuk menahan listrik. Namun,
Momonga sengaja memilih menyerang lawannya dengan mentra listrik untuk
melihat sejauh mana dampak yang ditimbulkannya.
Karena tujuannya bukanlah untuk membunuh lawannya, tidak perlu meningkatkan efeknya dengan skill.
"[Dragon Lightning]"
Sebuah Petir berbentuk naga berwarna putih dan mengandung listrik
mengeluarkan suara gemercik di sekitar lengan dan bahu Momonga. Kilatan
itu menyala terang dan langsung melonjak ke arah knight yang ditunjuk
Momonga.
Tidak mungkin menghindari atau bertahan terhadap serangan tersebut.
Knight yang terkena sengatan oleh petir berbentuk naga tersebut bersinar
dengan terang dalam sekejap. Walaupun seperti menghina, itu adalah
pemandangan yang indah.
Cahaya di matanya meredup, dan knight tersebut jatuh tersungkur ke tanah
seperti boneka yang terputus talinya. Tubuh di dalam armor itu pun
hitam legam dan gosong dan mengeluarkan bau tak sedap.
Momonga berencana menggunakan mantra lain untuk mengikutinya, tapi dia
merasa bodoh ketika dia bercermin pada kelemahan knight tersebut.
"Lemah sekali... Dia benar-benar tewas hanya dari itu..."
Bagi Momonga, mantra level 5 'Dragon Lightning' adalah mantra lemah.
Ketika berburu pemain level 100, Momonga biasanya menggunakan mantra
tingkat 8 atau yang lebih tinggi. Magic tingkat 5 hampir tak pernah ia
gunakan.
Sekarang ketika dia sudah tahu bahwa knight cukup lemah untuk dihabisi
dengan magic tingkat 5, Ketegangan pada Momonga sirna dalam sekejap.
Tentu saja, itu bisa dikarenakan dua orang knight ini memang lemah
diantara kelompoknya, tapi tetap saja, itu adalah rasa lega yang luar
biasa. Tapi, Rencana untuk mundur dengan magic tidak berubah.
Knight ini mungkin hanya fokus dengan serangan, di Yggdrasil, serangan
ke arah leher akan terhitung sebagai serangan kritikal dan akan memberi
luka lebih, tapi di dunia nyata, mungkin bisa fatal akibatnya.
Daripada bersantai, Momonga meningkatkan pertahanannya. Sungguh bodoh
jika mati karena dia bersikap kurang hati-hati. Selanjutnya, dia akan
melanjutkan mencoba kekuatannya.
Momonga mengaktifkan salah satu skill nya.
"[Membuat Undead tingkat menengah, Death Knight]"
Ini adalah salah satu skill Momonga, yang akan membuat bermacam-macam
undead. Death Knight yang dibuat adalah monster undead favorit Momonga,
yang mana biasa dia gunakan sebagai perisai daging.
Sekitar level 35, meskipun kekuatan serangannya hanya bisa disejajarkan
dengan monster level 25, kekuatan pertahanannya sangat bagus, setara
dengan monster level 40. Tapi monster-monser di level tersebut tidak
berguna bagi Momonga.
Namun, Death Knight mempunyai dua skill penting.
Salah satunya adalah kemampuannya untuk menarik semua serangan musuh.
Yang lain adalah ketika mereka dihidupkan, mereka bisa selamat dari
serangan apapun walaupun HP nya tinggal 1. Momonga menyukai Death Knight
untuk digunakan sebagai perisai karena dua skill ini.
Saat ini, dia juga bermaksud menggunakan mereka sebagai perisai.
Di Yggdrasil, ketika dia menggunakan skill untuk menciptakan undead,
mereka akan muncul dari langit di sekitar pemanggilnya. Namun, di dunia
ini agak berbeda.
Sebuah awan kabut hitam muncul. Awan tersebut menuju langsung ke arah tubuh knight yang jantungnya hancur dan menyelimutinya.
Kabut tersebut tiba-tiba terangkat, dan bergabung dengan tubuh knight
itu. Setelah itu, knight tersebut bergetar seblum pelan-pelan bangun dan
berdiri seperti zombie.
"Eeeeek!"
Momonga mendengar lengkingan dari dua gadis di belakangnya, tapi dia
tidak punya waktu mengkhawatirkan mereka. Lagipula, dia juga cukup
terkejut dengan penampilan di depan matanya.
Dengan suara seperti basah dan menetes, beberapa tetesan hitam seperti
nanah keluar dari sela-sela helm knight itu. Pasti keluarnya dari mulut
knight.
Cairan hitam yang keluar tanpa henti, hingga menutupi seluruh tubuh
knight. Terlihat seperti manusia yang diselimuti oleh lendir.
Benar-benar tertutup oleh cairan hitam, tubuh knight itu mulai memutar
dan berubah.
Setelah beberapa detik, cairan hitam yang jatuh dari tubuhnya sekarang adalah Death Knight.
Dengan tinggi sekitar 2.3 meter, dan tubuhnya terlihat agak besar. Tidak lagi mirip manusia, tetapi binatang liar.
Dia tangan kirinya dia memegang perisai besar yang menutupi sekitar tiga
perempat tubuhnya -- perisai tower, dan di tangan kanannya dia memegang
flamberge dengan mata pisau yang berkelok-kelok. Senjata dengan panjang
130 cm ini dimaksudkan untuk dipegang dengan kedua tangan, tapi Death
Knight yang besar bisa dengan mudah memegangnya dengan satu tangan.
Sebuah aura berwarna merah kehitaman yang mengerikan menutupi mata
pedang flamberge, yang berdenyut seperti jantung.
Tubuhnya yang besar ditutupi oleh armor logam penuh yang terbuat dari
armor hitam, dan dipenuhi hiasan merah yang menyerupai pembuluh darah.
Armor itu juga ditutupi oleh duri-duri pada setiap permukaannya, dan
terlihat seperti bentuk dari kebrutalan manusia. Tanduk siluman muncul
dari kepalanya, dan bisa dilihat wajahnya yang membusuk di bawahnya. Dua
point cahaya kejam dan penuh kebencian bersinar di celah mata dari
wajahnya yang mengerikan.
Dengan jubah hitam yang sudah compang-camping melambai tertiup angin,
Death Knight menunggu perintah Momonga. Dilihat dari penampilannya
memang cocok dinamakan dengan 'Death Knight'.
Sama seperti Primal Fire Elementar dan Moonlight Wolves yang dia
panggil, Momonga menggunakan ikatan mental dengan monster panggilannya
dan menunjuk mayat dari knight yang terkena 'Dragon Lightning'.
"Habisi semua knight yang menyerang desa ini."
"OOOOOOOAAAAAAHHHHHH!" Death Knight itu berteriak.
Sangat keras sehingga suaranya menggetarkan uadara, dan dipenuhi rasa
haus darah yang membuat semua yang mendengarnya pecah merinding.
Death Knight itu berlari, secepat kilat. Caranya maju tanpa ragu seperti
anjing pemburu yang mencium mangsanya. Kebencin Undead terhadap makhluk
hidup membuatnya sensitif untuk mangsa yang akan dibantai.
Sementara bayangan Death Knight semakin menjauh, Momonga sangat menyadari perbedaan antara dunia baru ini dan Yggdrasil.
Dan itu adalah tentang "kebebasannya".
Pada dasarnya, Death Knight seharusnya tetap bersama di sisi Summoner
(pemanggil)nya untuk menunggu perintah dan menyerang musuh apapun yang
mendekat. Namun, yang ini justru mengabaikan perintah tersebut dan
meluncur serta menyerang sendiri. Perbedaan ini mungkin berakibat fatal
dalam situasi yang tidak diketahui seperti sekarang.
Kehilangan kata-kata, Momonga menggaruk kepala dan menghela nafas.
"Dia kabur... tidak mengira perisai akan mengabaikan orang yang
seharusnya dia lindungi. Dan lagi, aku juga yang memberinya perintah
seperti itu."
Momonga menyalahkan dirinya sendiri karena salah perhitungan.
Meskipun dia bisa membuat beberapa Death Knight lagi, sebaiknya dia
menyimpan penggunaan 'abilities' nya yang terbatas sementara dia tidak
yakin terhadap musuh dan situasinya. Tetap saja, Momonga adalah mage di
garis belakang. Tanpa garis depan yang ikut campur tangan untuknya, dia
sama saja seperti telanjang.
Oleh karena itu, dia harus menciptakan pelindung lain. Kali ini, dia akan mencoba membuat satu lagi yang tanpa mayat.
Baru saja memikirkan itu, sebuah bentuk manusia datang melewati Gate
yang masih terbuka. Di saat yang bersamaan, durasi Gate pun berakhir,
dan pelan-pelang menghilang.
Seseorang yang dibalut oleh armor plate hitam penuh sekuju tubuh berdiri di depan Momonga.
Baju armor itu terlihat seperti demon. Ditutupi oleh duri dan tidak
memperlihatkan sedikitpun celah tubuh yang terlihat. Sarung tangan
cakarnya memegang perisai berbentuk layang-layang berwarna hitam di satu
tangan dan bardiche (kapak dengan mata pisau panjang melewati porosnya)
yang memancarkan sinar hijau menyakitkan di tangan lainnya. Jubah
berwarn merah darah tertiup angin, sementara sepasang benda dibawahnya
juga berwarna merah seperti darah segar.
"persiapannya memakan sedikit waktu. Saya mohon maaf atas keterlambatan saya," suara Albedo yang merdu keluar dari celah helmet.
Level Albedo adalah kelas Dark Knight dengan fokus pertahanan. Hasilnya,
diantara 3 petarung berlevel 100 di Nazarick -- Sebas, Cocytus dan
Albedo -- Albedo memiliki kemampuan pertahanan yang paling besar.
Dengan kata lain, dia adalah perisai terkuat di Nazarick.
"Tidak, tidak apa-apa. Kamu datang di saat yang tepat."
"Terima kasih. Kalau begitu.. bagaimana kita menghabisi makhluk hidup
rendahan ini? Jika Momonga-sama tidak ingin mengotori tangan dengan
darah, saya dengan senang hati akan menghabisi mereka."
"..Sebenarnya apa yang dikatakan Sebas padamu?"
Albedo tidak menjawab.
"Ternyata begitu, kamu tidak memperhatikan... maksudku adalah
menyelamatkan desa ini. Musuh kita adalah knight yang memakai armor,
seperti mayat yang ada disana."
Momonga melihat Albedo mengangguk mengerti, dan mengalihkan matanya ke tempat lain.
"Kalau begitu.."
Dua orang gadis itu semakin menciut di depan tatapan Momonga, dan
mencoba sebaik mungkin mengecilkan diri sendiri. Mungkin itu karena
Death Knight, atau karena mereka mendengar raungannya, atau karena
mereka mendengar ucapan Albedo, tapi tubuh mereka gemetar tak
terkontrol.
Mungkin saja memang semua itu.
Momonga merasa bahwa dia seharusnya menunjukkan maksudnya untuk menolong
dan mengulurkan tangannya kepada si kakak, tapi dua gadis itu terlihat
salah menerima maksudnya.
Si kakak ketakutan hingga ngompol, diikuti oleh si adik.
".."
Bau amonia memenuhi udara sekitar, dan Momonga merasakan kelelahan luar
biasa yang tak pernah ada. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan, dan
Albedo juga tidak bisa membantu, jadi Momonga memutuskan untuk
melanjutkan mencoba menunjukkan maksud baiknya.
"...Kamu kelihatannya terluka."
Sebagai seorang pekerja, Momonga sudah lama terlatih dan memiliki kemampuan untuk mengabaikan sesuatu.
Momonga, yang pura-pura tidak tahu, membuka 'inventory' miliknya dan
mengambil sebuah tas kecil dari dalam. Meskipun disebut tas punggung tak
terbatas, dia hanya bisa menyimpan item 500.000 buah.
Pemain Yggdrasil biasanya meletakkan item yang ingin digunakan langsung
ke dalam tas ini, karena item di dalam tas bisa di tempatkan ke 'hotkey'
pada tampilan game.
Setelah mencari dari beberapa tas ini, dia menemukan sebuah botol kecil yang mengandung potion berwarna merah.
Itu adalah 'Minor Healing Potion' (Potion untuk mengobati dengan efek minimum).
Potion ini bisa mengembalikan 50 HP, dan pemula di Yggdrasil selalu
menggunakannya. Namun, Momonga yang saat ini tidak membutuhkan item ini
sama sekali. Itu karena potion ini hanya menyembuhkan energi positif.
Bagi seorang Undead seperti Momonga, Potion ini malahan seperti racun
yang melukai. Namun, tak semua anggota guild adalah Undead, jadi Momonga
menyimpan beberapa item ini untuk berjaga-jaga.
"Minumlah."
"Momonga menawarkan potion merah itu". Wajah si kakak pucat ketakutan sambil menjawab:
"Sa, Saya akan meminumnya! Hanya saja tolong lepaskan adik saya--"
"Kakak!"
Dia memandang adiknya yang menangis mencoba menghentikannya, sementar si
kakak meminta maaf pada adiknya dan mengambil potion itu. Reaksi mereka
membuat Momonga bingung.
Lagipula, dia tela menyelamatkan mereka dalam keadaan yang sempit, dan
bahkan dia sudah menawarkan potion kepada mereka. Mengapa mereka
bersikap seperti ini di depannya? Ada apa?
Mereka tidak percaya sama sekali padaku. Meskipun aku ingin biarkan
mereka atas takdirnya sendiri pertama, akhirnya aku menjadi penyelamat
mereka pada akhirnya. Mereka seharusnya menangis dan memelukku karena
berterima kasih. Bukankah itu adalah hal yang wajar dalam manga dan
film? Tapi ini sama sekali kebalikannya.
Apa yang salah? Jangan-jangan 'diterima langsung' hanya milik mereka yang cantik dan tampan?
Sementara ekspresi kebingungan terjadi di wajah Momonga yang tak ada daging itu, suara manis pun muncul:
"...Momonga-sama menawarkan pada kalian sebuah potion untuk menyembuhkan
karena kebaikan hatinya, tapi kalian berani menolaknya.. dasar makhluk
rendahan memang pantas mati sepuluh ribu kali karena itu."
Albedo mengangkat senjatanya seperti biasa, bersiap memenggal mereka di tempat itu.
Mengingat sikap mereka pada Momonga seperti ini meskipun dia sudah
mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan mereka, Momonga bisa
mengerti perasaan Albedo. Namun, jika dia membiarkannya membantai
mereka, maka tidak ada gunanya dia menyelamat mereka.
"Tunggu, tunggu, jangan buru-buru. Ada waktu dan tempatnya untuk ini, jadi turunkan senjatamu."
"..Mengerti, Momonga-sama," Albedo membalas dengan lembut dan menarik kembali senjatanya.
Namun, dia masih memancarkan nafsu membunuh, hingga titik dimana dua
orang gadis itu ketakutan. Perut Momonga yang memang tidak ada mulai
kram.
Dengan kata lain, dia harus segera meninggalkan tempat ini secepat mungkin.
Jika dia terus disini, siapa yang tahu tragedi lain yang mungkin akan terjadi?
Momonga menawarkan potion lagi.
"Ini adalah potion untuk menyembuhkan. Tidak berbahaya. Cepatlah diminum."
Ucapan Momonga yang lembut, tapi ditopang dengan maksud kuat. Dan juga
dibarengi ancaman jika dia tidak meminumnya, dia akan dibantai.
Mata si kakak melebar dan menelan habis potion itu. Setelah itu, rasa kaget memenuhi wajahnya.
"Tidak mungkin..."
Dia menyentuh punggungnya, lalu menggoyangkan tubuhnya tidak percay dan meraih punggungnya.
"Sakitnya sudah hilang?"
"Y.. Ya, benar..."
Si Kakak mengangguk dengan kaku, menandakan tidak sakit lagi.
Kelihatannya luka kecil padanya bisa dengan mudah disembuhkan oleh potion healing tingkat rendah.
Setelah dia mendapatkan kepercayaan mereka, Momonga melanjutkan
pertanyaannya. Tidak ada cara lain untuk menanyakannya, dan tergantung
jawabannya, mungkin bisa berakibat pada langkahnya di masa depan.
"Kamu tahu magic?"
"Ya, ya. Alchemist yang datang ke desa kami... temanku, tahu bagaimana menggunakan magic."
"..Begitukah. Maka ini bisa dengan mudah dijelaskan. Aku adalah seorang Magic Caster."
Momonga lalu mengucapkan mantranya:
"[Anti-Life Cocoon]"
"[Wall of Protection From Arrows]"
Sebuah kubah cahaya, sekitar 3 meter radiusnya mengelili dua saudari
itu. Mantra kedua tidak terlihat oleh mata telanjang, tapi ada sedikit
perubahan pada udara. Pada mulanya dia berencana menggunakan mantra
anti-magic juga, tapi dia tidak tahu magic macam apa yang ada di dunia
ini, jadi dia tidak melakukannya untuk sementara. Jika musuh memiliki
magic caster, maka itu adalah nasib buruk mereka.
"Aku telah mengucapkan mantra pertahanan yang mencegah makhluk hidup
datang mendekat, dan juga mantra yang melemahkan efektivitas dari
serangan yang ditembakkan kepadamu. Selama kamu tetap disini, kamu
seharusnya aman. Ah, untuk jaga-jaga, aku akan memberimu ini."
Setelah menjelaskan dengan tenang efek dari magic yang membuat keduanya
bengong, Momonga mengambil sepasang benda yang terlihat seperti tanduk.
Kelihatannya, magic tidak menghalangi mereka, karena mereka bisa masuk
begitu saja melewati kubah yang dibuat Momonga saat dia melemparkan
benda itu kepada dua orang gadis tersebut.
"Ini disebut 'Horns of Goblin General'. Jika kamu meniupnya, Sekelompok
Goblin -- dengan kata lain, monster-monster kecil -- akan muncul.
Perintahkan mereka untuk melindungimu."
Di Yggdrasil, kristal data elektronik yang dijatuhkan oleh monster bisa
dimasukkan ke dalam item apapun (kecuali item tertentu), untuk membuat
item apapun. Dengan kata lain ada artifak tertentu yang tidak bisa
dibuat oleh pemain dan mempunyai status yang tetap. Tanduk ini adalah
salah satunya.
Momonga pernah menggunakan tanduk ini sebelumnya, dan saat itu dia
berhasil memanggil 12 orang goblin yang beberapa kemampuan. Ada 2 Goblin
Archer, satu Goblin Mage, satu Goblin Cleric, Dua Goblin Rider dan
serigala tunggangannya, serta Pemimpin Goblin.
Meskipun disebut pasukan Goblin, jumlah mereka sangat sedikit dan mereka sangat lemah.
Ini adalah item sampah bagi Momonga. Herannya adalah mengapa dia masih
tidak membuangnya. Tetap saja, Momonga cukup pintar mampu menggunakan
item sampah ini untuk kegunaan yang baik.
Poin bagus lainnya tentang item ini adalah Goblin yang dipanggil akan
tetap berada bersama mereka sampai terbunuh daripada menghilang dalam
beberapa saat. Itu bisa memperpanjang waktu untuk para gadis itu.
Setelah Momonga selesai, dia berputar untuk pergi, membawa Albedo
bersamanya dan menuju ke desa. Namun, setelah beberapa langkah, sepasang
suara memanggilnya.
"Ah.. te- terima kasih sudah menyelamatkan kami!"
"Terima kasih!"
Kalimat itu menghentikan Momonga, dan ketika dia berputar, dia melihat
dua orang mata gadis itu basah oleh air mata karena berterima kasih
padanya. Dia menjawab:
"..Tidak usah dipikikan."
"Dan, mungkin ini mungkin kurang ajar bagi kami, tapi, tapi hanya anda
yang bisa kami andalkan. Tolong! Selamatkan orang tua kami!"
"Baiklah, jika mereka masih hidup, aku akan menyelamatkan mereka."
Mata kedua saudari itu melebar ketika mendengar ucapan Momonga. Wajah
mereka mencerminkan ketidak percayaan pada hati mereka, tapi akhirnya
sadar dan menundukkan kepala berterima kasih.
"Te.. Terima kasih! Terima kasih banyak! Dan, dan bolehkan kami tahu..."
Suara si gadis terpatah-patah, dan dia bertanya seperti bergumam:
"Bolehkan kami tahu nama anda...?"
Momonga hampir membalas karena refleks, tapi apada akhirnya dia tidak menyebutkan namanya.
Nama "Momonga" adalah nama seorang guild master dari mantan Ainz Ooal
Gown. Lalu bagaimana dia harus menyebut dirinya sekarang? Apa nama yang
tepat bagi orang terakhir yang berada di Great Tomb Nazarick?
--Ah, itu dia.
"...Ingat baik-baik namaku. Aku adalah Ainz Ooal Gown."
Part 4
"OOOOOOOOOOHHHHHHHHHH"
Raungan kuat memecah udara.
Itu adalah tanda bagi pembantaian yang berubah menjadi pembunuhan masal yang sedikit berbeda.
Dalam sekejap mata, para pemburu menjadi yang diburu.
Londes Di Gelanpo mungkin mengutuk Tuhannya berkali-kali dalam 10 detik
ini daripada ketika hidup dahulu. Jika Tuhan benar-benar ada, maka
mereka seharusnya mengalahkan makhluk jahat sekarang ini. Londes adalah
orang yang taat -- mengapa Tuhan membiarkannya?
Tuhan tidak ada.
Di masa lalu, dia menghina orang-orang yang tidak percaya pada Tuhan
sebagai orang yang bodoh. Lagipula, jika Tuhan tidak ada, bagaimana para
pendeta bisa mengeluarkan magic? Dan sekarang, dia menyadari bahwa
dialah yang bodoh.
Seorang Monster muncul di depannya -- Death Knight, lebih tepatnya -- semakin mendekat.
Dia mundur beberapa langkah, mencoba untuk kabur dari monster itu
.
Suara berderit datang dari armor yang dia kenakan, dan pedang yang dia
pegang dengan dua tangan bergetar tidak teratur. Dia bukan satu-satunya;
18 knight lainnya yang mengelilingi Death Knight juga bersikap
demikian.
Meskipun mereka dipenuhi ketakutan, tak ada yang lari. Ini bukan
keberanian -- Gemeretak gigi mereka adalah buktinya. Jika mereka bisa,
mereka akan lari secepat-cepatnya dan sejauh-jauhnya.
Itu karena mereka tahu tidak akan bisa kabur.
Mata Londes berpindah-pindah, memohon pertolongan.
Alun-alun ini berada di pusat desa, dimana Londes dan bawahannya telah
mengumpulkan penduduk desa berjumlah 60 atau lebih. Mereka terlihat
ketakutan pada Londes dan pasukannya, sementara itu sekelompok anak-anak
bersembunyi di menara kayu.
Beberapa anak-anak memegang tongkatnya, tapi tak ada dari mereka yang
dalam posisi kuda-kuda. Hanya itu yang bisa mereka lakukan agar tidak
menjatuhkan tongkat mereka.
Dalam serangan Londes ke desa, mereka telah mengejar penduduk hingga
alun-alun. Mereka mencari rumah-rumah, lalu memaksa keluar siapapun yang
sedang bersembunyi di ruang bawah tanah, mereka menyiramkan minyak dan
membakarnya.
Ada empat orang knight yang berdiri berjaga di sekitar desa dengan busur
dan panah, tugas mereka adalah menembak siapapun yang mencoba kabur.
Mereka sudah melakukan ini berkali-kali, bisa dikatakan mereka adalah
veteran dalam bidang ini.
Pembantaian yang terjadi berlangsung cukup lama, tapi sukses, dan mereka
telah mengumpulkan penduduk desa yang selamat dalam satu tempat.
Setelah itu, mereka akan melepaskan beberapa tawanan sebagai umpan.
Seharusnya seperti itu, tapi --
Londes masih teringat saat itu.
Pemandangan Erior yang terbang ke udara, setelah beberapa penduduk desa terakhir berlarian ke alun-alun.
Seharusnya itu tidak mungkin. Tak ada yang tahu apa yang terjadi.
Bagaimana bisa mereka mengerti alasan mengapa seorang pria yang terlatih
dan berpakaian armor lengkap -- dan masih punya berat meskipun
diringankan oleh magic -- bisa terbang ke udara seperti bola?
Setelah terbang sekitar tujuh meter ke udara, dia terjatuh ke tanah dengan meluncur deras dan tidak bergerak sama sekali.
Satu Monster yang membuat tulang bergidik ngeri berdiri di tempat Erion
asal mulanya. Undead yang membuat bulu kuduk berdiri yang disebut 'Death
Knight' menurunkan perisai tower yang dia gunakan untuk menghempaskan
Erion berdiri di depan mereka.
Ini semua asal muasal dari keputus asaan mereka.
"Aiiiieeeee!"
Teriakan kepanikan mereka menggema di udara. Salah satu pria yang
meringkuk bersama temannya tidak bisa menyaksikan teror yang mematikan
dan kabur dengan teriakan.
Dalam situasi sekarang ini, sangat wajar bahwa -- ketika dipaksa hingga
titik tertentu -- orang akan boneka yang terputus talinya. Namun,
diantara semua teman-temannya yang kabur, tak satupun dari mereka yang
bergabung dengannya. Alasannya sangat jelas.
Sebuah badai hitam berputar di depan penglihatan Londes.
Tubuh Death Knight lebih besar dari manusia normal, tapi gerakannya yang lincah jauh melebihi ekspektasi siapapun.
Pria yang kabur hanya bisa mengambil tiga langkah.
Ketika dia akan mengambil langkah keempat, sebuah busur perak berkilauan
membela tubuhnya menjadi dua. Bagian tubuhnya yang kanan dan kiri jatuh
di arah yang berlawanan. Sebuah bau anyir memenuhi udara ketika organ
dalamnya yang berwarna merah muda tumpah keluar.
"GUWOOOOOOOOOOHHHH!" Death Knight yang bersimbah darah meraung dengan mengayunkan pedangnya.
Itu adalah raungan kegembiraan.
Wajahnya yang gembira tidak salah lagi, meskipun sudah busuk, sebagai
seorang pembantai yang sangat unggul, dia menikmati keputusasaan dan
teror dari manusia yang menyedihkan yang tidak bisa selamat bahkan hanya
dari satu sabetannya saja.
Tak ada yang berani menyerang, meskipun mereka memiliki pedang di tangan.
Pertama, mereka mencoba menyerang, meskipun mereka ketakutan. Namun
pedang mereka yang mampu menembus pertahanan musuh merekapun tak bisa
menembus armor Death Knight.
Sebaliknya, Death Knight tidak menggunakan pedangnya, tapi mengirimkan
Londes terbang dengan hempasan perisainya dan dia melakukannya tanpa
menggunakan kekuatan yang cukup untuk membunuh.
Jelas sekali dia mempermainkan mereka, dari caranya yang tidak
menggunakan kekuatan penuh. Sangat jelas terlihat bahwa Death Knight itu
ingin menikmati usaha terakhir dari manusia.
Death Knight hanya akan serius dan mengirimkan serangan mematikan ketika Knight itu berusaha kabur.
Knight pertama yang berlari adalah Ririk. Dia adalah orang yang baik
namun seorang pemabuk parah. Anggota tubuhnya dibabat habis, diikuti
kepalanya.
Setelah melihat dua kematian, knight yang lain tahu apa akibatnya, jadi mereka tidak berani kabur.
Serangan mereka tidak efektif, dan mereka akan terbunuh jika mereka lari.
Yang bisa mereka lakukan hanyalah menunggu giliran untuk disiksa hingga mati.
Meskipun tidak bisa melihat wajah dibalik helm yang mereka kenakan,
semuanya yang hadir sangat paham nasib mereka. Teriakan pria dewasa
berubah menjadi rengekan anak kecil yang menggema di area sekitar.
Orang-orang yang selalu menindas yang lemah ini tidak terpikir bahwa
suatu hari mereka akan seperti itu, mereka biasanya adalah yang tertawa
terakhir.
"Oh Tuhan, tolong selamatkan aku..."
"Oh Tuhan..."
Setela mendengar rengekan mereka yang mencari keselamatan, kekuatan kaki
kiri Londes pun hilang dia hampir jauh berlutut, dan dia dengan
kerasnya mengutuk Tuhan -- ataukah berdoa kepadanya?
"Kalian, kalian semua, pergi dan tahan monster itu!" seorang knight yang
putus asa berteriak. Dia tahu kalau nasibnya sudah ditentukan.
Ucapannya terdengar seperti ayat mazmur.
Pria yang berbicara itu berdiri di samping Death Knight. Cara dia
tersandung ujung kakinya karena mundur dari mayat temannya cukup lucu.
Londes mengerutkan kening ketika melihat pria yang dalam keadaan
menyedihkan itu. Sulit diketahui siapa yang mengucapkan kalimat tersebut
karena helm mereka yang tertutup melindungi wajah dan suara mereka
dibelokkan oleh ketakutan. Tapi tetap saja, dia tahu siapa yang
berbicara seperti itu.
..Kapten Belius.
Kerutan dahi Londes semakin dalam.
Dikalahkan oleh nafsu birahinya, dia mencoba memperkosa seorang gadis
desa lalu meminta bantuan yang lain setelah dia bertarung melawan
ayahnya. Setelah dia dibantu oleh yang lainnya, dia mencurahkan
kemarahannya pada sang ayah dengan menusukkan pedangnya. Itulah orang
semacam dia. Namun, keluarganya adalah orang yang cukup kaya di negeri
mereka, dan dia bergabung dengan unit ini karena kekayaan keluarganya.
Semuanya jadi kacau karena dia dijadikan sebagai pemimpin mereka.
"Aku bukan orang yang seharusnya mati disini! Kalian semua, cepat lindungi aku! Jadilah perisaiku!"
Tak ada yang bergerak. Dia memang menjadi pemimpin mereka, tapi dia
tidak terkenal sama sekali. Tak ada yang akan menyerahkan nyawa demi
orang semacam dia.
Namun, Death Knight merespon teriakannya, dan pelan-pelan mengarahkan wajahnya ke arah Belius.
"Aiiiiiieeeeee-!"
Hal yang patut dipuji darinya adalah bahwa dia bisa membuat suara sekencang itu sementara dia berdiri di depan Death Knight.
Saat Londes mulai menghormati kualitas aneh dari Belius, dia mendengar pria tersebut berteriak ketakutan :
"Uang, aku akan memberimu uang! 200 emas!! Tidak, 500 uang emas!!!"
Itu adalah jumlah yang sangat banyak. Namun saat ini, itu seperti
mengatakan kepada mereka bahwa dia akan memberi membayar mereka yang
melompat ke jurang dengan kedalaman 500 meter demi uang.
Meskipun tak ada yang merespon, satu orang -- tidak, separuh manusia bergerak menjawabnya.
"Ubooooooarrrr..."
Bagian kanan dari anggota tubuh mayat yang terpotong mencengkeram kaki
Belius dengan kuat. Luapan darah dari mulutnya tidak terdengar seperti
sebuah kalimat.
"--Ogyaaaaaaaahhhhhhh!!!" Belius berteriak dalam suara yang tingginya
luar biasa. Knight yang sedang menyaksikan dan penduduk desa terdiam
ketakutan, kulit mereka merinding ketakutan.
Zombie tuan tanah.
Di dalam Yggdrasil, makhluk yang dibunuh oleh Death Knight akan menjadi
undead dengan kekuatan yang bisa dibandingkan, menghantui tempat mereka
dibunuh. Menurut peraturan game, jiwa yang terkutuk itu jatuh ke pedang
Death Knight akan menjadi budaknya selamanya.
Belius berhenti berteriak, dan jatuh seperti boneka yang terputus dari
benangnya, memandang langit. Dia pasti pingsan. Death Knight semakin
mendekat ke arah pria yang tak berdaya itu dan menghujamkan pedangnya
yang berkelok-kelok.
Tubuh Belius mengejang, dan --
"Gu-guwaaaaaaargh!"
Bangun karena luka yang luar biasa, Belius berteriak: "Le.. Lepaskah akuh!! Akuh mohoh! akuh akah melakukah apapuh!!"
Dengan menggunakan kedua tangan, Belius berusaha menggenggam flamberge
yang terlanjur menembus tubuhnya, tapi Death Knight tidak menghiraukan
usahanya yang sia-sia dan terus menghujamkan flamberge miliknya seperti
gergaji. Daging dan armornya dirobek dengan kejam, darah segar mengalir
kemana-mana.
"--Ah.. ehhh.. akuh akah memberimuh uagh, le...lepaskah akuh..."
Tubuh Belius bergidik ngeri, lalu dia menghembuskan nafas yang terakhir.
Saat itulah Death Knight merasa puas, dan dia menyingkir dari mayat
Belius.
"Tidak...Tidak... Tolong, jangan..."
"Oh Tuhan!"
Teriakan mereka datangnya dari pemandangan yang berada di depannya. Jika
mereka lari, mereka akan tewas dengan cepat, tapi jika mereka tetap
disini, mereka tewas mengerikan. Mereka sangat tahu, tapi tetap saja,
mereka tidak menggerakkan tubuhnya.
"Kuatkan diri kalian!"
Teriakan Londes memecah ratapan mereka. Dunia terdiam sejenak, seakan waktu berhenti berputar.
"--Mundur! Bunyikan terompet agar para penunggang kuda dan pemanah
datang kemari! Sisanya berusahalah untuk mengulur waktu agar terompet
bisa dibunyikan! Aku tak ingin mati seperti itu! Sekarang maju!"
Semuanya langsung bergerak.
Tak ada tanda kepanikan yang tadi menyerang mereka. Semuanya bergerak bersama-sama, seperti air terjun yang menggelora.
Kepatuhan mereka terhadap perintah tanpa berpikir dahulu membuat suatu
keajaiban. Tidak mungkin mereka bisa bergerak dengan rapi untuk kedua
kalinya.
Setiap Knight melakukan apa yang harus mereka lakukan. Mereka harus
melindungi knight yang akan meniup terompet dan memberi tanda kepada
yang lainnya.
Salah satu prajurit yang mundur beberapa langkah menurunkan pedangnya dan mengambil terompet dari tasnya.
"OOOOHHHHHHHHHHHH!"
Death Knight merangsek maju, seperti bereaksi terhadap terompet yang
dikeluarkan. Semuanya terkejut. Jangan-jangan Death Knight ingin
menghancurkan kesempatan mereka untuk kabur agar dia bisa membunuh
mereka hingga orang yang terakhir?
Gelombang kegelapan semakin mendekat, dan semuanya tahu jika maju dan
mencoba menghentikannya sama artinya dengan kematian. Namun, knight yang
masih datang terus satu persatu. Ketakutan mereka sirna sudah oleh
ketakutan yang lebih besar dan mereka merangsek maju untuk menjadi
rintangan.
Setiap kali perisainya bergerak, seorang knight terhempas ke udara.
Setiap kali pedangnya terayun, seorang knight terbelah menjadi dua.
"Dezun! Mouret! Penggal kepala mereka yang gugur! Cepat, sebelum mereka bangkit kembali sebagai monster!"
Knight yang disebutkan namanya cepat-cepat berlari menuju kawan mereka yang gugur.
Perisai diayunkan, dam seorang knight terhempas di uadara. Tubuhnya terbelah oleh Flamberge.
Empat orang telah hilang nyawanya dalam sekejap mata. Meskipun Londes
masih dilanda ketakutan, dia mempersiapkan pedangnya untuk melawan badai
hitam legam yang akan datang, seperti martyr yang bersiap untuk
memberikan nyawanya demi keyakinannya.
"Ohhh!"
Mungkin itu adalah isyarat tak berarti, tapi Londes tidak berniat untuk
menunggu kematian. Bersuara lantang seperti maju dalam peperangan, dia
mengayunkan pedangnya dengan seluruh kekuatan pada Death Knight yang
datang.
Mungkin itu dikarenakan keadaannya, tapi otot Londes sudah mencapai
batasnya dan membuatnya kaget. Mungkin itu adalah sabetan terbaik yang
pernah dilakukan Londes selama hidupnya.
Death Knight mengayunkan Flamberge miliknya pula.
Dalam sekejap, dunia di depan Londes berputar--
Dan dia melihat mayatnya yang tanpa kepala jatuh ke tanah, sedangkan pedangnya terayun-ayu di udara yang tipis.
Lalau saat itu, terompet dibunyikan.
Part 5
Momonga -- Ainz mengangkat kepalanya ketika suara terompet itu terdengar olehnya dari arah desa.
Area disekitarnya ditutupi oleh mayat-mayat dari knight yang berjaga
disini. Bau darah menggantung hebat di udara, tapi Ainz tidak
memperdulikannya sementara dia melakukan percobaan. Baru saja, dia
mencaci dirinya sendiri karena memprioritaskan yang salah.
Ainz meletakkan pedang itu kembali. Pedang yang pada dasarnya milik
knight yang tewas di tanah, mata pedangnya yang bersinar sekarang kotor
oleh debu.
"..Aku sudah bilang sebelumnya, tapi aku iri terhadap daya tahannya
terhadap serangan dan ability pasifnya untuk mengurangi seluruh damage
ke diri sendiri."
"Ainz Ooal Gown-sama."
"..Ainz saja tidak apa, Albedo"
Ainz meminta dipanggil dengan versi pendek dari namanya membuat Albedo kebingungan.
"Ku, Kufu! Benarkah saya boleh melakukan hal itu?Itu. Itu terlalu kurang
ajar memotong nama pemimpin dari 41 Pemimpin Tertinggi, terutama jika
itu juga adalah nama dari penguasa Nazarick!"
Ainz tidak berpikir bahwa itu adalah masalah besar. Namun ucapannya
berarti dia hormat kepada nama dari Ainz Ooal Gown, yang mana membuat
Ainz senang. Namun, dia menjawab dengan kalimat dengan nada lembut:
"Tidak apa, Albedo, sampai mantan kawan-kawanku tiba, itu adalah namaku. Aku mengizinkanmu memendekkannya."
"Saya mengerti..bukan, tapi biarkan saya memanggil anda dengan
kehormatan yang lebih sesuai. Kalau begitu.. Tuanku, Ai.. Ainz-sama..
kukuku.. ya, itu benar..."
Albedo menggeliatkan tubuhnya dengan malu-malu.
Namun, karena dia sedang memakai armor lengkap, Ainz tidak bisa melihat
wajahnya yang cantik. Baginya, dia hanya bertingkah aneh.
"Jangan, Jangan-jangan.. kukuku... hanya saya yang diperbolehkan memanggil anda demikian?"
"Tidak. Dipanggil dengan nama panjang seperti itu setiap saat membuatku
jengkel, jadi aku ingin semuanya melakukan hal yang sama."
"..Begitukah..ah, benar juga, ya, begitulah yang hamba pikirkan--"
Mood Albedo tiba-tiba suram. Dalam suara yang tidak enak, Ainz bertanya:
"..Albedo, bagaimana pendapatku dengan nama yang kuambil?"
"Saya rasa nama itu sangat cocok dengan anda. Sangat cocok dengan yang
tercinta.. batuk, batuk-- sangat cocok dengan anda, dalam kapasitas anda
sebagai seseorang yang mempersatukan para pemimpin tertinggi."
"..Nama ini dimaksudkan untuk merepresentasikan 41 orang dari kami, dan
ini juga termasuk penciptamu, Tabula Smaragdina-san. Namun, aku
membiarkan perasaan tuanmu dan yang lainnya, dan mengambil nama ini
untukku begitu saja. bagaimana menurutmu mereka meresponnya?"
"..Meskipun saya takut untuk membuat anda marah... saya berdoa anda akan
memperbolehkan saya berbicara. Jika ucapan saya tidak menyenangkan
anda, maka yang saya bersedia bunuh diri jika anda memerintahkannya.
Saya merasa bahwa beberapa Pemimpin Tertinggi yang mengabaikan kami
mungkin akan merasa tidak terima nama itu digunakan oleh Momonga-sama,
yang tetap bersama kami hingga akhir hingga sekarang. Namun, mereka
tidak disini, jadi jika Momonga-sama menggunakan nama itu, yang saya
rasakan hanyalah kebahagiaan."
Albedo menurunkan kepalanya setelah dia selesai berbicara, dan Ainz kembali diam.
Frase "mengabaikan kami" berputar di otaknya seperti vortex.
Kawan-kawannya dulu telah meninggalkannya karena urusan masing-masing.
Yggdrasil hanyalah sebuah game, dan mereka tidak bisa mengabaikan
kehidupan nyata untuk sebuah game. Momonga merasakan hal yang sama juga.
Namun bisakah dikatakan bahwa dia -- yang sudah tertancap ke Ainz Ooal
Gown dan Great Underground Tomb of Nazarick -- menekan amarah kepada
mantan kawan-kawannya?
Mereka mengabaikanku.
"..Itu mungkin benar, tapi juga tidak. Emosi manusia sangat rumit, dan
tak ada jawaban yang benar. Angkatlah kepalamu, Albedo, Aku mengerti
perasaanmu, Baiklah, sudah diputuskan.. ini akan menjadi namaku. Sampai
teman-temanku protes, aku harus menjadi Ainz Ooal Gown."
"Mengerti. Pemikiran dari tuan kami yang paling mulia.. dan yang paling
aku cintai akan memakai nama yang agung ini membuat saya gembira."
Yang paling aku cintai.. ah.
Perasaan tidak enak yang dirasakan Ainz terhadap hal ini membuatnya mengabaikannya untuk saat ini.
"..Benarkah begitu. aku gembira mendengarnya."
"Kalau begitu, Ainz-sama, apakah anda ingin menghabiskan waktu disini?
Meskipun saya gembira bisa berada disisi Ainz-sama, Saya.. benar sekali,
jalan-jalan melewati hutan juga bagus."
Dia tidak bisa melakukan iu. Ainz datang kemari untuk menyelamatkan desa ini.
Orang tua dari gadis-gadis yang minta diselamatkan itu sudah tewas.
Ketika dia memikirkan mayat mereka, dia menggaruk kepala.
Pemandangan dari tubuh mereka mengingatkan kepada serangan mati di
jalanan. Tidak ada rasa kasihan, kesedihan, tak ada kemarahan.
"Hm, kalau begitu, jalan-jalan juga boleh. Lagipula, tidak ada hal
penting yang harus dilakukan. Death Knight juga terlihat gembira
melakukan tugasnya."
"Seperti yang kuduga dari makhluk undead yang diciptakan oleh Ainz-sama.
Eksekusi menakjubkan yang dilakukannya terhadap tugas pantas untuk
dipuji."
Undead yang dibuat oleh magic Ainz dan skill nya lebih kuat dari monste
biasa semacam mereka karena skill class milik Ainz. Biasanya hal yang
sama juga berlaku kepada Death Knight yang dia ciptakan. Namun, itu
hanya monster berlevel 35, dan tidak bisa dibandingkan dengan monster
yang membutuhkan XP untuk membuatnya, seperti Overlord Wiseman dan Grim
Reapter Thanatos.
Faktanya dia masih bertarung sampai saat ini artinya musuh-musuhnya lemah.
Dengan kata lain, tidak ada bahaya.
Dia ingin melompat kegirangan ketika memikirkannya, tapi dia harus
memikirkan perannya sebagai pemimpin yang berwibawa, jadi Ainz membuang
jauh-jauh keinginannya. Namun, dia mengepalkan genggamannya, dibalik
jubah.
"Musuh yang menyerang desa ini terlalu lemah. Kalau begitu, mari kita periksa yang selamat."
Sebelum Momonga pergi, dia menyadari bahwa dia harus melakukan sesuatu dulu.
Pertama, dia mematikan efek spesial dari tongkat Ainz Ooal Gown. Aura
bengis yang menyesakkan hilang begitu saja seperti cahaya lilin tertiup
angin.
Selanjutnya, dia mengambil topeng dari inventory. Dihias dengan baik,
dan ekspresinya sulit dijelaskan, ada diantara menangis dan marah. Mirip
topeng barong dari Bali.
Hanya mereka yang masuk ke Yggdrasil selama lebih dari dua jam, antara
tahun 1900 hingga 2200 saat natal, akan memiliki topeng ini -- tidak,
selama mereka berada di dalam game saat waktu tertentu, mereka akan
otomatis menerimanya. Bisa dikatakan ini adalah item terkutuk.
Topeng ini diketahui bernama Mast of Jealousy atau Topeng Kedengkian.
Sekali, ketika dia memakai topeng ini, dia dibanjiri dengan pesan-pesan.
"Apakah perusahaan sudah gila?" "Kami sudah menunggu hal ini." "Tak ada
di dalam Guild kita yang punya, Bisakah aku mem PK dia?" "Aku sudah
muak menjadi manusia" dan hal-hal lain di papan pesan yang besar.
Lalu dia mengeluarkan sepasang sarung tangan. Tampilan luarnya sangat
berbeda dengan kenyataan bahwa dia dibuat dengan kasar dan tidak ada
property spesial.
Sarung tangan ini disebut Jarngreipr, dan itu adalah item armor yang
dibuat oleh salah satu anggota Ainz Ooal Gown untuk iseng. Kemampuan
satu-satunya adalah meningkatkan kekuatan pemakai.
Dia menggunakan item ini untuk menyembunyikan tampilannya yang hanya tulang.
Biasanya, tidak ada alasan untuk memakai kamuflase darurat. Itu karena Ainz menyadari dia membuat kesalahan fata.
Ainz sudah teribasa di Yggdrasil, dan melihat tulang belulang tidak
membuatnya takut. Namun, bagi orang-orang di dunia ini. Tampilan Ainz
adalah sama dengan Teror. Kedua gadis yang hampir tewas dan Knight yang
memakai armor lengkap ketakutan terhadapnya.
Untuk sementara waktu, dia akan menggunakan item magic untuk merubah
tampilannya dari "monster mengerikan" menjadi "Magic Caster Jahat".
Kelihatannya sudah cukup mengurangi rasa takut terhadap tampilannya.
Lalu dia memikirkan tentang tongkatnya. Pada akhirnya, dia memutuskan
untuk menyimpannya. Disamping itu, itu bukan masalah baginya.
"Daripada memohon kepada Tuhan untuk bantuan, seharusnya kamu tidak membantai orang-orang ini tadi."
Dengan kalimat yang hanya bisa diutarakan oleh seorang atheist, Ainz
memalingkan muka dari mayat itu, yang tangannya dilipat mengisyaratkan
sedang berdoa, dan mengucapkan mantra.
"[Flight]."
Ainz membumbung tinggi di udara, Albedo lalu mengikutinya.
"[Death Knight Jika ada knight yang selamat, biarkan mereka hidup. Mereka masih berguna untukku.]"
Death Knight memahami Ainz melalui sambungan mental yang mereka bagikan.
Susah sekali untuk membuat pemikiran Death Knight yang jauh kedalam
kata-kata.
Ainz terbang ke tempat dimana asal dari terompet itu dibunyikan, secepat
mungkin. Angin mengibaskan tubuhnya, karena dia tidak pernah terang
secepat ini di Yggdrasil. Jubah yang menutupi tubuhnya terlihat sedikit
tidak nyaman, tapi itu berlalu dengan cepat.
Dia sudah tiba di langit di atas desa, dan Ainz melihat ke bawah pada pemandangan di bawahnya.
Ainz menemukan bagian dari alun-alun desa yang menjadi gelap, seperti
menelan air. Ada banyak mayat yang beberapa knight yang gemetar, juga
Death Knight.
Ainz menghitung knight yang terengah-engah, yang terlalu lelah untuk
bergerak. Total ada 4 orang. Meskipun ada lebih dari yang diduga,
beberapa tambahan bukanlah masalah.
"Death Knight. Cukup sampai disitu."
Kalimatnya terdengar aneh dan tidak cocok dengan sekitar, seperti dia
akan membeli sesuatu di toko. Tapi bagi Ainz, situasi ini adalah sangat
biasa seperti pergi belana.
Dia pelan-pelan turun ke tanah, didampingi Albedo.
Knight yang tersisa memandang Ainz dengan mulut yang menganga. Mereka
berharap bantuan, tapi apa yang datang adalah orang yang bertanggung
jawab terhadap semua ini, hal terakhir yang ingin mereka lihat, dan
kedatangannya memecahkan segala harapan mereka.
"Salam, kalian semua. Namaku adalah Ainz Ooal Gown."
Tak ada yang menjawab.
"Jika kalian meletakkan senjata, aku bisa jamin nyawa kalian. Tentu saja, jika kalian lebih memilih bertarung--"
Satu pedang dilepaskan ke tanah. Setelah itu diikuti oleh lebihbanyak lagi pedang dilemparkan sampai ada empat pedang di tanah.
Tak ada yang bicara saat itu.
"...Kalian semua kelihatannya lelah. Olah karena itu, bukankah kepala
kalian terlihat agak terlalu tinggi dihadapan tuan dari Death Knight?"
Para Knight itu langsung berlutut di depannya tanpa mengeluarkan suara sepatahpun.
Mereka tidak terlihat seperti bawahan kepada tuannya karena keputusan menunggu eksekusi mereka.
"..Aku akan mengizinkan kalian meninggalkan desa ini dengan nyawa masih
tetap di badan. Tapi katakan pada tuan -- pemilikmu tentang hal ini."
Ainz menggunakan efek dari mantra [Flight] untuk bergerak mendekat ke
salah satu Knight, lalu dia membuka helm nya dengan tangan yang tidak
memegang tongkat Ainz Ooal Gown. Dia berkata kepada pria yang matanya
sudah kelelahan, dan mata mereka saling bertemu melewati topeng.
"Jangan buat masalah disekitar sini. Jika kalian tidak mau mendengar
nasehatku, aku akan membantai kalian dengan seluruh penduduk negara
kalian semua."
Knight yang gemetar mengangguk sekerasnya. Isyarat yang dikeluarkannya terlihat lucu.
"Pergilah. Dan pastikan untuk menyampaikan hal ini kepada tuan kalian."
Dia menutup dagunya dan kabur secepat mungkin seperti kelinci.
"...Ah, berakting seperti ini melelahkan," Momonga menggumam sambil melihat knight yang berlarian kabur.
Jika tak ada penduduk desa disekitarnya, dia mungkin akan meregangkan
bahunya pula. Meskipun sama seperti di Nazarick, memainkan peran sebagai
orang yang berwibaba sangat melelahkan bagi seorang pegawai kantoran
rata-rata seperti Ainz. Namun, sampai layar ditutup, dia harus beraktif
seperti itu, dan dia harus mengenakan topeng lainnya.
Ainz menahan diri untuk tidak menghela nafas dan berjalan ke arah
penduduk desa. Albedo mengikuti di belakangnya, setiap langkahnya
diikuti oleh suara benturan logam.
"[Bersihkan budak-budak zombiemu]" Perintah Ainz kepada Death Knight.
Ketika Ainz semakin mendekat, dia bisa melihat dengan jelas kebingungan dan perasaan tidak enak yang ada di wajah para penduduk.
Mereka bukan tidak senang bahwa mereka diselamatkan dari para knight, tapi ketakutan oleh orang yang berada di depannya.
Ainz akhirnya menyadari ini. Dia sangat kuat, lebih kuat dari
knight-knight tersebut, jadi dia tidak menganggap situasi ini dari sudut
pandang orang lemah.
Dia memutuskan untuk bercermin sebentar dan memikirkannya.
Jika dia mendekat kepada mereka, hasilnya akan semakin kebalikan dari
yang dia harapkan. Oleh karena itu, Ainz memutuskan berhenti dan menjaga
jarak dari mereka, dan berbicara dengan nada yang lembut.
"Kalian sudah diselamatkan. Tenanglah."
"A.. Anda adalah.."
Salah seorang penduduk desa mengatakan demikian, bahkan di tengah
berbicara dengan Ainz, matanya tidak pernah lepas dari Death Knight.
"Aku melihat seseorang menyerang desa ini, jadi aku kemari untuk membantu."
"Ohh.."
Sementara suara-suara itu keluar, terlihat perasaan lega di wajah para penduduk. Namun mereka tetap tidak bisa tenang.
Menyusahkan sekali. Apakah aku harus mencoba cara lain?
Ainz memutuskan untuk mengerjakan hal ini dengan cara yang tidak dia sukai.
"Meskipun begitu, ini tidak gratis. Aku mengharapkan imbalan yang pantas dari jumlah penduduk yang aku selamatkan."
Para penduduk saling melihat. Kelihatannya mereka khawatir dengan uang.
Namun, perasaan ragu dalam diri mereka hilang seketika. Permintaan uang
sebagai imbalan ini benar-benar menghilangkan kecurigaan mereka.
"De.. Dengan keadaan desa seperti ini.."
Ainz mengangkat tangannya untuk mendiamkan pria itu sebelum melanjutkan.
"Kita akan diskusikan itu nanti. Aku menyelamatkan sepasang gadis
sebelum kemari. Aku akan pergi dan mengambil mereka sekarang. Bisakah
kalian tunggu aku disini?"
Dia harus yakin jika dua orang gadis itu tidak berbicara dan tidak membocorkan identitasnya.
Tanpa ditunggu balasannya, Ainz pelan-pelan terbang menjauh. Di saat
yang sama dia memikirkan untuk menggunakan magic untuk merubah ingatan.